Pejabat Pentagon  Ingatkan Potensi Kejahatan Perang Israel di Gaza

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Mudanews.com – Mancanegara | Washington, Seorang pejabat senior Pentagon, Dana Stroul, menyampaikan peringatan keras kepada Gedung Putih mengenai operasi militer Israel di Gaza yang dapat berpotensi melanggar hukum internasional dan menimbulkan tuduhan kejahatan perang.

Dilansir Reuters 4 Oktober 2024, dalam sebuah email yang dikirim pada 13 Oktober 2023, Stroul menyampaikan kekhawatiran bahwa evakuasi massal lebih dari satu juta warga Palestina dari Gaza Utara, yang diperintahkan oleh Israel, akan menjadi bencana kemanusiaan.

Peringatan ini muncul setelah penilaian dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC), yang menggambarkan situasi di Gaza sebagai sangat memprihatinkan. “ICRC tidak siap menyampaikan ini secara publik, tetapi mereka memperingatkan bahwa Israel mendekati pelanggaran hukum perang,” tulis Stroul dalam email tersebut.

Email-email internal yang diperoleh Reuters menunjukkan bahwa pemerintahan Biden mengalami dilema besar antara mendukung Israel secara terbuka setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang, dan kekhawatiran atas meningkatnya jumlah korban sipil di Gaza. Hingga saat ini, perang Gaza telah menelan lebih dari 40.000 korban jiwa.

Pejabat dari Pentagon dan Departemen Luar Negeri menyuarakan kekhawatiran bahwa korban tewas yang terus meningkat bisa mengancam hubungan Amerika Serikat dengan sekutu-sekutu Arab di Timur Tengah. Pejabat-pejabat ini juga mendesak pemerintah AS untuk mempercepat upaya penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang terhambat oleh blokade Israel.

Dalam diskusi internal, beberapa pejabat AS menyebutkan bahwa perintah evakuasi Israel bisa menyebabkan krisis kemanusiaan yang lebih besar. Salah satu pejabat menyatakan bahwa “tidak mungkin melakukan evakuasi massal dalam waktu singkat tanpa menciptakan bencana kemanusiaan.”

Meskipun ada tekanan dari dalam, Gedung Putih awalnya enggan menyerukan gencatan senjata. Namun, ada perubahan nada publik pada 13 Oktober, ketika Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengakui penderitaan warga Palestina di Gaza. Keesokan harinya, Presiden Joe Biden menyoroti pentingnya menangani krisis kemanusiaan di Gaza.

Hingga kini, belum ada kesepakatan gencatan senjata meskipun ada upaya mediasi internasional. Sementara itu, baik pemimpin Israel maupun Hamas sedang dalam penyelidikan atas dugaan kejahatan perang. Israel membantah tuduhan bahwa mereka menargetkan warga sipil, dan tetap menegaskan bahwa mereka mematuhi hukum internasional.**()

Foto diatas terlihat pemandangan kehancuran di kamp pengungsi Jabalia, Gaza, setelah serangan Israel di wilayah tersebut, 14 Oktober 2923 gambar diperoleh oleh REUTERS.

Berita Terkini