Bertemu Pebisnis di Australia, Presiden Jokowi Sampaikan Penyederhanaan Berinvestasi di Indonesia

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS, Canberra – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan Indonesia sangat terbuka untuk bisnis sehingga pilihan untuk bekerja sama dengan Indonesia adalah pilihan yang sangat tepat.

“Saya merasa bangga pada siang hari ini dan bertemu para pebisnis dari berbagai sektor yang berasal dari Australia dan Indonesia. Kunjungan ke Australia kali ini, bukanlah yang pertama bagi saya, namun yang pertama dalam periode saya menjadi Presiden,” ujar Presiden Jokowi pada pertemuan Indonesia-Australia Roundtable Business, di Hyatt Hotel Canberra, Senin (10/2).

Jokowi menyampaikan 5 prioritas kerja kabinet yang dipimpinnya, yaitu Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Pengembangan Infrastruktur Berkelanjutan, Penyederhanaan Peraturan, Debirokratisasi, Transformasi Ekonomi dari Ekonomi berbasis Sumber Daya Alam (SDA) menuju Ekonomi berbasis Pelayanan Modern dan Manufaktur.

“Anda mungkin telah melihat pengembangan infrastruktur yang telah dilaksanakan selama 5 tahun terakhir seperti jalan tol, pelabuhan, bandara baru, pembangkit listrik, dan pengembangan infrastruktur yang berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lebih dari 5% selama 5 tahun terakhir,” tambahnya.

Pengembangan infrastruktur, menurut Presiden, adalah aset jangka panjang berkelanjutan yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi. Prioritas lainnya, menurut Presiden, adalah pengembangan SDM.

“Saya yakin kita dapat bekerja sama dengan baik dengan Australia pada sektor ini. Saya menyambut baik kerja sama Indonesia dengan Universitas Monash,” ujarnya.

Dia mengungkapkan keyakinan Universitas Monash akan menjadi yang pertama kampus terbuka di Indonesia. Terkait iklim investasi, Presiden menyampaikan akan terus memperbaiki hal ini, salah satu langkah terobosan yakni pengusulan regulasi Omnibus Law.

“Omnibus law akan menyederhanakan semua peraturan dan mengkondusifkan iklim investasi. Target saya penyelesaian Omnibus Law paling lambat pada semester pertama Tahun 2020,” tambahnya.

Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, Presiden menyampaikan bahwa proteksionisme dapat membawa keberuntungan dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang kebijakan itu tidak akan membantu untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi,” jelas Kepala Negara.

Menurut Presiden, dirinya merasa bersyukur bahwa Indonesia dan Australia berbagi pandangan yang sama dalam menciptakan ekonomi terbuka yang saling menguntungkan dan adil.

Untuk itu, Presiden Jokowi menyambut baik selesainya ratifikasi perjanjian IA-CEPA. “Kami harus menyakinkan bahwa implementasi IA-CEPA membawa keuntungan bagi rakyat di kedua negara. Kita harus yakin perubahan seperti CEPA dapat memberikan keuntungan bersama dan solusi yang baik bagi kedua pihak,” ujarnya.

Untuk itu, IA-CEPA bukan hanya menghapus tarif kedua negara, tetapi juga akan membuka kesempatan investasi bagi Australia dalam banyak sektor. Ia juga berharap akan membuka arus orang di kedua negara.

Secara keseluruhan, Presiden menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia sangat kokoh. Dengan adanya pemikiran terkait IA-CEPA, Presiden meyakini akan membawa hubungan ekonomi kedua negara menjadi meningkat.

“Kita harus fokus pada kerja sama yang menghasilkan hasil konkret dalam 100 hari setelah ratifikasi IA-CEPA. Melalui kesepakatan ini, masyarakat kedua negara akan mengerti bahwa IA-CEPA dapat membawa manfaat bagi kedua negara,” tambahnya.

Kerja sama ekonomi strategis akan didukung oleh kerja sama geostrategis yang kokoh. Hal ini didasarkan, menurut Presiden, Indonesia dan Australian merupakan partner di ASEAN, IndoPasifik, dan dalam berbagai isu lainnya sehingga tidak ada alasan bagi kedua negara untuk tidak membangun hubungan yang kuat.

“Saya mengundang seluruh yang hadir di sini untuk meningkatkan kerja sama investasi di Indonesia, dan saya bersama para menteri yang mengurusi perekonomian dan KADIN, silakan berkonsultasi dengan mereka dalam banyak isu yang akan anda hadapi dan juga kesempatan bisnis yang baru,” pungkas Presiden.  (mn/sk)

 

- Advertisement -

Berita Terkini