Studi Kebencanaan di Jepang, Tengku Erry Bersama 4 Kepala Daerah Sumut 

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jepang – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Tengku Erry Nuradi melakukan kunjungan kerja (kunker) tentang studi kebencanaan di Gunung Asama Volcano, Jepang, Kamis (30/11/2017).

Studi kebencanaan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bersama sejumlah Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se-Sumut ini berlangsung di kantor Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata (MLIT), Biro Pembangunan Daerah Kanto, Tone River Water System Sabo Office dibawah kaki Gunung Asama Volcano, Jepang, 145 km dari Kota Tokyo.

Delegasi Sumut mendapat penjelasan tentang gunung berapi dari sejumlah pejabat setempat. Dimana lima gunung berapi aktif dan berbahaya di Jepang adalah Gunung Fuji, Sakurajima, Asama, Shinmoedake dan Gunung Aso.

Seperti diketahui, Gunung Asama ini aktif 3 April 1783 hingga awal Juli dengan ledakan cukup besar 8 Juli 1783 yang menewaskan 35 ribu jiwa. Letusan terakhir 2 Februari 2009 menyebabkan hujan abu menyelimuti Kota Tokyo. Hingga kini, penanggulangan bencana oleh pemerintah Jepang cukup baik.

Usai pertemuan, Gubsu Tengku Erry Nuradi menjelaskan, Sumut terdapat gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini yakni Gunung Sinabung di Kabupaten Karo. Tidak hanya bencana letusan gunung berapi, Sumut memiliki risiko tinggi untuk terpapar dan terkena bencana alam lainnya seperti banjir, longsor dan gempa.

Oleh karena itu, kita berada di Jepang ini melakukan studi kebencanaan, bagaimana menangani serta menanggulangi bencana, meminimalisir jatuhnya korban jiwa dari bencana tersebut hingga penerapan teknologi canggih. ‘’Jepang dikenal dengan daerah rawan bencana gempa dan letusan gunung berapi. Namun, teknologi penanganannya cukup canggih. Kesiapsiagaan mereka baik. Mudah-mudahan banyak manfaat dari Jepang ini nantinya bisa dipelajari dan diterapkan di Sumut,’’ ucap Erry.

Tengku Erry juga menjelaskan, pengurangan resiko bencana pada tahap pra bencana merupakan hal penting dalam penanggulangan bencana. Sebab, bencana berskala besar dapat menghancurkan pencapaian dan pertumbuhan ekonomi yang diperjuangkan selama berpuluh-puluh tahun. “Hanya dalam sekejap karena bencana, masyarakat yang telah bersusah payah bekerja untuk keluar dari kemiskinan dapat kembali terperosok ke dalam kemiskinan,” ucap Tengku Erry.

Erry menyebutkan, Pemprov Sumut mengambil sikap dengan memprioritaskan program pengurangan resiko bencana diantaranya penguatan kelembagaan khususnya organisasi perangkat daerah yang mengurus kebencanaan dan pengintegrasian pengurangan risiko kedalam rencana tata ruang wilayah dan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).

Kami bersama Bupati dan Wali Kota saling ingat-mengingatkan bahwa urusan penanggulangan bencana harus menjadi urusan strategis dan prioritas dalam perencanaan dan anggaran Pemda. Hal itu dalam upaya mengantisipasi dan meminimalisir penderitaan rakyat akibat bencana. Berita Jepang, Ahmad

- Advertisement -

Berita Terkini