Jemaah Haji Diberi Sarapan Roti Bukan Nasi, Ini Penjelasan PPIH Arab Saudi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Madinah – Sejumlah jemaah haji Indonesia berharap agar sarapan pagi diberikan bukan dalam bentuk roti, tapi nasi. Kepada tim Media Center Haji, mereka mengatakan belum sarapan jika belum makan nasi.

Selama di Madinah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memberikan layanan katering bagi jemaah haji Indonesia. Layanan itu berupa makan siang dan makan malam. Makan siang terdiri atas nasi, tiga lauk, air mineral dan buah, sedangkan makan malam terdiri atas nasi, dua lauk, air mineral dan buah.

Di samping itu, PPIH juga memberikan layanan makan pagi berupa roti croissant dan cup cake. Makanan ini didistribusikan malam hari bersamaan dengan pembagian makan malam.

Terkait sarapan roti, Kabid Katering Daker Madinah Ahmad Abdullah menjelaskan, saat ini tidak memungkinkan bagi PPIH untuk melayani jemaah sebanyak tiga kali makan nasi.

“Alasannya, pertama, aspek kesiapan dari perusahaan itu sendiri, baik waktu produksi maupun distribusi yang sangat sulit, apalagi lokasi dapur cukup jauh dari jemaah,” ujarnya, Selasa (1/8).

Kedua, pengawasan petugas sangat terbatas. Pemberian roti sebagai sarapan dinilai menjadi alternatif yang memungkinkan. Harapannya, jemaah tetap mendapat makanan di pagi hari.

Selain itu, jemaah juga mendapatkan pengembalian living cost yang diharapkan bisa jadi bekal selama di Madinah dan Makkah. Ahmad mengatakan kemungkinan menyediakan makan pagi terus dikaji oleh PPIH.

“Salah satu skema yang didiskusikan misalnya, mengontrak perusahaan yang khusus menyediakan sarapan pagi saja. Tapi hal ini juga masih ditimbang kemungkinan implementasinya pada musim haji mendatang.

Lantas, bagaimana mekanisme kontrol dalam distribusi katering untuk memastikan semua jemaah mendapatkan katering? Ahmad menjelaskan selain menyerap informasi dari Siskohat, petugas pelayanan kedatangan dan kepulangan, dan dari manifest, tim katering juga melakukan pengecekan data selama 24 jam melalui saluran komunikasi bravo.

“Tim pengawas juga terus menjalin komunikasi dengan petugas katering di tiap-tiap sektor. Jadi akurasi data kita sudah cukup berlapis. Bila terjadi kekurangan distribusi katering, kita sudah meminta pada perusahaan menyiapkan cadangan sesuai kontrak,” katanya.

Karenanya, jika ada kasus jemaah yang merasa belum mendapat katering, agar segera melapor ke ketua rombongan agar selanjutnya bisa dilaporkan ke petugas katering di pemondokan untuk bisa segera ditindaklanjuti. (ka)

- Advertisement -

Berita Terkini