Rusia dan AS Sepakati Gencatan Senjata di Suriah

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Hamburg – Amerika Serikat (AS) dan Rusia membuat sebuah kesepakatan mengenai gencatan senjata di Suriah barat daya, Jumat (7/7)

Kesepakatan menandai puncak pertemuan Presiden Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Sebagai upaya AS-Rusia pertama di bawah kepresidenan Trump untuk membendung perang sipil enam tahun Suriah.

Gencatan senjata mulai berlaku, pada Minggu (9/7), di siang hari waktu Damaskus, menurut pejabat AS dan pemerintah Yordania, yang juga terlibat dalam kesepakatan.

Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson — yang mendampingi Trump dalam pertemuan dengan Putin — mengatakan bahwa perjanjian tersebut dirancang demi mengurangi kekerasan di wilayah Suriah dekat perbatasan Yordania yang sangat penting bagi keamanan sekutu AS.

“Ini bagian yang sangat rumit dari medan perang Suriah,” kata Tillerson kepada wartawan usai para pemimpin AS dan Rusia bertemu selama lebih dari 2 jam di sela pertemuan puncak global di Hamburg, Jerman.

“Saya pikir kesepakatan ini adalah indikasi pertama kami di AS dan Rusia untuk dapat bekerja sama di Suriah,” cetus Tillerson, seperti dikutip Associated Press, Sabtu (8/7).

Selama bertahun-tahun, bekas seteru Perang Dingin mendukung pihak berlawanan dalam perang Suriah. Moskow dengan gigih mendukung Presiden Suriah Bashar Assad, yang menyokong pasukan Suriah secara militer sejak 2015.

Washington mendukung pemberontak yang melawan Assad. Baik AS dan Rusia menentang militan Islamic State (ISIS) dan mengatakan bahwa mereka fokus membasmi kelompok ekstremis.

Jebakan potensial gencatan senjata itu sudah jelas — paling tidak tantangan penegakannya.

Menlu Rusia Sergey Lavrov berkata bahwa polisi militer Rusia akan memantau gencatan senjata baru. Tapi Tillerson mengatakan rencana itu masih dikerjakan.

Seorang pejabat senior Kemenlu AS menyebutkan, kedua negara mendekati kesepakatan mengenai masalah tersebut dan berharap dapat menyelesaikannya dalam beberapa hari mendatang. Sekaligus meningkatkan prospek yang dapat diberlakukan Minggu tanpa kejelasan siapa yang mengawalnya.

Kesepakatan tersebut menandai tingkat keterlibatan baru pemerintahan Trump dalam percobaan menyelesaikan perang sipil Suriah.

Trump memerintahkan sekitar 60 rudal jelajah untuk ditembakkan ke sebuah pangkalan udara Suriah pada April. Setelah dia menuduh pasukan Assad menyerang dengan senjata kimia mematikan.

Namun, penasihat keamanan militer dan nasionalnya dengan tajam menuturkan bahwa mereka tidak berniat menggulingkan Assad. Dan mereka berhenti mendukung upaya mediasi perdamaian yang dipimpin Rusia atau PBB antara pemerintahan Assad dan kelompok pemberontak.

Israel juga menjadi bagian kesepakatan tersebut, kata seorang pejabat AS, yang berbicara secara anonim. Seperti Yordania, Israel berbagi perbatasan dengan bagian selatan Suriah dan khawatir pertumpahan kekerasan serta penggabungan pasukan yang selaras Iran di bagian selatan negara tersebut.

Kesepakatan itu terpisah dari kesepakatan yang dicanangkan Rusia, Turki, dan Iran awal tahun ini demi upaya membangun “zona de-eskalasi” di Suriah dengan mengurangi pertumpahan darah. AS, yang mewaspadai keterlibatan Iran, menyisihkan diri dari ikatan itu. Perundingan lanjutan pekan ini di Kazakhstan tidak bisa menghasilkan kesepakatan menyelesaikan gencatan senjata di zona tersebut.

Gencatan senjata sebelumnya di Suriah telah macet atau gagal demi mengurangi kekerasan dalam waktu lama, dan tidak jelas apakah kesepakatan ini akan lebih baik lagi.

Tillerson mengatakan perbedaan kali ini berupa ketertarikan Rusia buat melihat Suriah kembali stabil. Pendapatnya berbeda dengan para pejabat AS lain — seperti mantan Menlu John Kerry yang biasa dikutip pers — di tengah upaya gagal mengakhiri konflik yang telah menewaskan setengah juta orang, menyebabkan krisis pengungsi terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II, dan memunculkan ISIS sebagai ancaman teror global.

Awal pekan ini, militer Suriah mengaku menyetop operasi tempur di selatan Suriah selama empat hari, sebelum perundingan baru yang disponsori Rusia di Kazakhstan. Langkah itu mencakup provinsi selatan Daraa, Quneitra, dan Sweida.

Pemerintah Suriah secara ringkas memperpanjang gencatan senjata sepihak, yang sekarang akan berakhir pada Sabtu — sehari sebelum kesepakatan AS dan Rusia mulai berlaku.

Gencatan senjata AS-Rusia tidak dijadwalkan kapan berakhir, kata seorang pejabat AS, yang menggambarkannya sebagai bagian dari diskusi yang lebih luas dengan Moskow dalam menurunkan kekerasan di Suriah. (ka)

 

- Advertisement -

Berita Terkini