Warga Jerman Bersuka Ria Sambut Legalisasi Pernikahan Gay

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Berlin – Aktivis lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) Jerman merayakan undang-undang pernikahan sesama jenis yang baru saja diloloskan parlemen, Jumat (30/6).

Peresmian rancangan undang-undang tersebut menjadi simbol kemenangan puluhan tahun perjuangan kelompok sayap kanan Jerman.

Mereka merayakan kemenangan tersebut dengan mengibarkan bendera pelangi serta melambaikan poster bertuliskan “Choose Love” di luar kantor Kanselir Jerman Angela Merkel.

Selain itu warga juga membuka botol sampanye serta bersulang di jalanan, tanpa mempedulikan hujan yang mengguyur.

Salah satu aktivis yang menyambut gembira lolosnya RUU tersebut adalah Soeren Landmann, penggagas gerakan Marriage for All.

“Saya menikah setahun lalu di Skotlandia karena [pernikahan sesama jenis] tidak diijinkan di Jerman,” kata Landmann kepada AFP.

“Sekarang saya sangat bahagia karena pasangan yang ingin menikah, tidak harus keluar negeri dan mereka bisa melakukan pernikahan dekat dengan keluarga,” tambahnya.

Di ruang sidang parlemen, para pendukung RUU tersebut menembakkan konfeti setelah hasil pemungutan suara diumumkan dengan angka 393-226.

“Hari ini kita menaklukkan sebuah benteng,” kata Volker Beck, anggota parlemen dari partai sayap kanan Greens, yang mengakhiri 23 tahun karirnya di pemerintahan, pekan ini.

Volker adalah salah satu anggota parlemen yang mengusulkan rancangan undang-undang pernikahan sesama jenis dengan hak penuh, termasuk adopsi, pada 2001 silam.

Setelah berjuang selama 16 tahun, RUU tersebut akhirnya lolos di majelis rendah dan kemudian menemukan jalan masuk ke majelis tinggi hingga akhirnya diresmikan.

RUU tersebut mendapatkan dukungan kuat dari partai tengah-kiri Sosial Demokrat, Greens dan juga partai ekstrem kanan Linke. Selain itu, dukungan juga datang dari 75 orang anggota partai konservatif, dengan restu dari Merkel.

Di sisi lain, Merkel menyebut dia tidak ikut memilih RUU tersebut karena menurutnya, pernikahan seharusnya hanya bagi laki-laki dan perempuan.

Pandangan Merkel juga diamini Uskup Berlin Heiner Koch yang menyesalkan “lunturnya” insitusi pernikahan yang suci.

Di Jerman, pernikahan dianggap sebagai payung hukum untuk melindungi “para ayah dan ibu yang memberi kehidupan pada anak-anak mereka.”

Meskipun demikian, sebagian besar warga Jerman mendukung undang-undang tersebut.

Asosiasi Lesbian dan Gay yang mendorong adanya reformasi pernikahan di Jerman sejak 1990, menyambut gembira keputusan tersebut dan menyebut “Jerman telah memilih untuk cinta”.

“Ini adalah hari yang bersejarah, bukan hanya untuk kaum lesbian dan gay, tapi juga bagi komunitas yang lebih setara dan demokratis,” tulis asosiasi tersebut dalam sebuah pernyataan.

Mereka juga menyebut bahwa kini, “pernikahan bukan hanya berdasarkan pada gender melainkan pada cinta, komitmen dan janji akan hidup bersama dan susah dan senang.”

Langkah selanjutnya adalah mendapatkan penerimaan sosial seutuhnya yang menjamin hak masyarakat untuk “menjadi berbeda kapan saja dan dimana saja, tanpa ketakutan dan ancaman kekerasan.”

- Advertisement -

Berita Terkini