Dukung Pernyataan Erdogan, Menlu Turki Ditolak Mendarat di Belanda

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANews.com, Turki – Mencuatnya isu soal emigrasi dan pernyataan Presiden Turki Tayyip Erdogan yang mengatakan bahwa negara-negara anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO) adalah merupakan ‘sisa penninggalan Nazi’, mendapat kecaman dari Pemerintahan Belanda. Hal ini terihat dari seperti yang dilansir Reuters, bahwa Pemerintah Belanda telah melarang pesawat yang dinaiki Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu untuk mendarat di Rotterdam, Sabtu (11/3).

Presiden Tayyip Erdogan sendiri menganggap bahwa pihak Barat merupakan dalang dari kudeta militer yang digagalkan olehnya di Turki pada Juli 2016 lalu, maka ia pun mengeluarkan pernyataan yang membuat Pemerintah Belanda merasa tidak senang.

Atas perlakuan tersebut Mevlut Cavusoglu pun melakukan perjalanan melalui jalur darat melanjutkan perjalannya ke Rotterdam.

Diketahui, sebelumnya, pada minggu lalu kedatangan Menteri Luar Negeri Turki ini juga ditolak di beberapa negara yakni Austria, Swiss dan Jerman.

Ia mendatangi negara-negara tersebut untuk mengunjungi warga Negera Turki yang berada di sana guna mengampanyekan Erdogan yang akan kembali maju sebagai Presiden pada pemilihan yang akan dilaksanakan pada 16 April mendatang.

Setelah mendapatkan penolakan dari Jerman pada minggu lalu itu, Mevlut Cavusoglu mengluarkan pernyataan resminya melalui Kedutan Turki. Dalam pernyataan tersebut ia mengungkapkan kalau Negara-negara Eropa telah memperlakukan warga turki seperti tahanan.

“Saya mengirimkan mereka untuk berkontribusi pada sektor ekonomi. Mereka bukan sandera. Jika kunjungan saya memberi tekanan, hadapi saja. Saya seorang menteri luar negeri, saya bisa pergi kemana saja,” ungkapnya seperti dilansir CCN Turki.

Sontak pernyataan Cavusoglu tersebut mendapat keritikan keras dari politisi Belanda, seperti yang dikatakan oleh salah seorang politisi anti-Islam, Geert Wilders dalam cuitannya, Rabu (8/3).

“Untuk seluruh penduduk Turki yang sepakat dengan pernyataan Erdogan, silakan angkat kaki dan jangan pernah kembali,” kata Wilders dalam cuitannya tersebut.

Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda mengungkapkan bahwa Cavusoglu telah memberi ancaman berupa sanksi ekonomi dan politik kepada Belanda. Dan hal ini membuat Belanda semakin sulit untuk melakukan koordnasi dengan Turki.

“Menteri Luar Negeri Turki sudah memberi pernyataannya. Kami tidak bisa bernegoisasi dengan Turki di bawah ancaman tersebut. Jadi kami memutuskan agar ia tak usah datang,” ungap Rutte.

Selanjutnnya, dari Belanda, Cavusoglu akan berkunjung ke Perancis yang dijadwalkan pada Minggu (12/3) hari ini.

- Advertisement -

Berita Terkini