Wawancara dengan 200 Etnis Rohingya: Terjadi Pembunuhan Massal dan Pemerkosaan Berkelompok

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANews.com, Myanmar – Kantor Hak Asasi Manusia PBB melalui juru bicaranya Ravina Shamsadani mengatakan bahwa kekerasan yang dialami etnis minoritas Muslim Rohingya di Myanmar kemungkinan besar sama dengan kejahatan terhadap kemanusiaan.

“Apa yang terjadi kemungkinan besar sama dengan kejahatan terhadap kemanusiaan. Pembersihan etnik adalah istilah yang tidak sering digunakan oleh Kantor Hak Asasi Manusia karena itu bukanlah istilah yang mempunyai definisi jelas dalam hukum hak asasi manusia internasional,” katanya, dikutip dari BBC, Jumat (3/2).

Ravina menegaskan, militer Myanmar diduga kuat melakukan pembunuhan massal dan pemerkosaan berkelompok terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya.

“Namun demikian pelanggaran sistematis dan meluas seperti ini yang telah kami dokumentasikan dapat digambarkan sebagai pembersihan etnik,” jelasnya.

Meneruskan pernyataan Komisioner Tinggi HAM PBB, Zeid Ra’ad Al Hussein, Ravina memaparkan bahwa dalam etnis minoritas Rohingya telah menceritakan insiden mengerikan yang dilakukan militer Myanmar terhadap mereka.

Laporan ini disusun setelah PBB melakukan wawancara dengan lebih dari 200 orang etnis minoritas Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh.

“Seorang ibu menceritakan bagaimana putrinya yang berusia lima tahun berusaha melindunginya dari aksi pemerkosaan, ketika seorang pria mengambil pisau panjang dan membunuhnya, menggorok lehernya,” paparnya.

“Dalam kasus lain, seorang bayi delapan bulan dilaporkan dibunuh ketika ibunya diperkosa beramai-ramai oleh lima aparat keamanan,” lanjutnya.

Di lain sisi, pemerintah Myanmar mengaku akan menanggapi dengan serius tuduhan-tuduhan yang terdapat di dalam laporan PBB. Pemerintah akan mengambil tindakan yang tegas jika laporan PBB tersebut terbukti benar.[am]

- Advertisement -

Berita Terkini