Mempertanyakan Masa Depan Indonesia Sebagai Negara Zamrud Khatulistiwa

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Muhammad Taufiq Lubis

MUDANews.com – Julukan Zamrud Khatulistiwa diambil karena Indonesia memiliki penampakan yang hijau ketika dilihat dari langit. Ini disebabkan oleh letaknya yang berada tepat dibawah garis khatulistiwa sehingga Indonesia mendapatkan cahaya yang cukup untuk mendukung keanekaragaman hayatinya.

Melihat kondisi Negara kita hari ini sangat berbanding terbalik dengan julukan tersebut. Coba kita lihat kembali dari sektor perekonomian masyarakat kita bahkan di sektor yang lainnya sangat memprihatinkan. Dengan begitu banyaknya  potensi alam yang ada masih belum cukup untuk memakmurkan Negara ini dan masyarakatnya. Pertanyaannya adalah apa yang salah dengan sistem pengelolaan Republik yang kita cintai ini?

Andai saja bumi bisa berbicara dan menjadi saksi , niscaya bumi akan mengatakan berapa banyak kekayaan Bangsa Indonesia yang dirampok dan dibawa ke Negeri lain untuk kesejahteraan mereka masing-masing. Bangsa Indonesia bukan Bangsa yang kikir, Bangsa indonesia akan sangat senang dan merasa bahagia apabila bisa berbagi kekayaan kepada Bangsa-Bangsa di seluruh dunia, namun bukan karena paksaan, bukan karena penipuan, juga bukan dengan kekerasan.

Menjawab pertanyaan diatas saya menyimpulkan bahwa kurangnya kepercayaan diri pemerintah sendiri dalam mengelola sumber daya alam yang ada dan kurangnya kepercayaan pemerintah kepada anak bangsa. Sebagai contoh Freeport, Newmont, dll. Sangat mengherankan jika pemerintah sangat gemar mengundang para investor asing untuk mengelola sumber daya alam Bangsa kita sendiri. Jika pemerintah beralasan bahwa kita belum mampu , itu merupakan pembodohan yang sejak orde baru selalu di gaungkan, padahal kita mengetahui teknologi, tenaga ahli, bisa dibeli tanpa harus mengorbankan hak kepemilikan sumber daya alam tersebut.

Sudah Saatnya Kita Sadar

Bapak Sukarno pernah berpidato yang sangat legendaris saat ia berbicara di sidang  umum ke-XV PBB dengan mengangkat tema besar “To Build the World Anew (Membangun Tatanan Dunia Baru)” pada 30 september 1960 yang berbunyi “ kami tidak berusaha mempertahankan dunia yang kami kenal, kami berusaha membangun suatu dunia yang baru, yang lebih baik. Kami berusaha membangun suatu dunia yang sehat dan aman. Kami berusaha membangun suatu dunia, dimana setiap orang dapat hidup dalam suasana damai. Kami berusaha membangun suatu dunia, dimana terdapat keadilan dan kemakmuran untuk semua orang. Kami berusaha membangun suatu dunia, dimana kemanusiaan dapat mencapai kejayaan yang penuh. Bangunlah dunia ini kembali, bangunlah dunia ini kokoh, kuat, dan sehat. Bangunlah suatu dunia dimana semua Bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan. Bangunlah dunia yang sesuai dengan impian dan cita-cita umat manusia”.

Andai pemimpin Bangsa Indonesia  hari ini mempunyai misi yang sama seperti yang di sampaikan Bapak Proklamator kita dalam pidatonya tersebut, mungkin Negara dan masyarakat Indonesia sudah jauh lebih maju dari Negara-Negara yang lain. Tidak terlalu jauh kita bermimpi untuk menciptakan suatu tatanan dunia yang baru paling tidak kesejahteraan masyarakat dan bangsa Indonesia yang kita cintai. Sudah saatnya Bangsa ini berbenah demi masa depan Negara dan demi senyuman penerus kita suatu saat nanti.

Penulis adalah Direktur Eksekutif ICMI Muda Sumut

- Advertisement -

Berita Terkini