Masjid Pantai Bali Siap Jadi Ikon Islam Inklusif dan Wisata Religi Berkelanjutan

Breaking News

- Advertisement -

Mudanews.com – Jakarta | Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang digelar di Jakarta, Ustadz Bambang Santoso, Ketua DMI Provinsi Bali, memaparkan rencana besar pembangunan Masjid Pantai Bali yang digadang sebagai ikon baru Islam yang inklusif dan destinasi wisata religi berkelanjutan di Pulau Dewata.

Masjid tersebut akan dibangun di Kabupaten Jembrana, mengusung konsep Wisatapreneur Rahmatan lil ‘Alamin. Menurut Bambang, pembangunan ini merupakan bentuk transformasi masjid yang tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial-ekonomi dan wisata yang ramah lingkungan.

“Masjid Pantai Bali kita harapkan menjadi Iconic Sustainable, sebuah masjid yang ikonik dan dibangun serta dikelola secara berkelanjutan. Ramah lingkungan, efisien, tahan lama, dan memberi manfaat jangka panjang,” ujar Bambang Santoso yang akrab disapa UBS, saat menyampaikan laporan di Rakernas DMI, Sabtu 18 Mei 2025.

Pembangunan masjid ini digarap bersama Yayasan Masjid Pantai Nusantara (YMPN) dan DKM Masjid Pantai Bali dengan konsep 5E: Edukasi, Ekonomi, Ekologi, Empati, dan Entertain. Tujuannya membangun ekosistem dakwah sosial yang berdaya dan menyenangkan.

Dalam forum yang juga dihadiri Ketua Umum PP DMI, Dr. H. M. Jusuf Kalla, ditegaskan bahwa peran masjid saat ini tidak hanya untuk ibadah, tetapi harus mendorong kemajuan umat melalui fungsi sosial dan ekonomi.

Selain menyampaikan soal Masjid Ikonik, DMI Bali juga melaporkan sejumlah pencapaian lainnya:

Kepengurusan DMI Kabupaten/Kota se-Bali telah terbentuk, kecuali Buleleng yang masih dalam proses pengajuan kepengurusan baru.

Distribusi mushaf besar Al-Qur’an ke ruang imam sudah merata di seluruh kabupaten/kota di Bali, bekerja sama dengan BPKH.

Workshop kurban ramah lingkungan digelar di Denpasar. Dalam kegiatan ini disiapkan septic tank dan penyebaran bakteri untuk mengubah limbah kurban menjadi pupuk organik selama 40 hari.

Penguatan pendidikan keumatan juga menjadi fokus DMI Bali, mengingat belum optimalnya dukungan pemerintah dalam regulasi dan anggaran kegiatan keagamaan umat Islam di Bali.

UBS menyebutkan bahwa pembangunan Masjid Pantai Bali bukan hanya untuk umat Muslim, tetapi juga membuka kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari lembaga zakat-wakaf, komunitas kreatif, pelaku wisata, hingga pemerintah dan swasta.

“Yang kita bangun bukan hanya masjid, tapi juga jembatan kolaborasi agar masjid bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara,” ungkapnya.**(Redaksi)

Berita Terkini