Satgas Covid-19 Sebut Tak Ada Wilayah Aman di Indonesia

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan bahwa tidak ada satupun wilayah Indonesia yang aman di masa pandemi virus corona (COVID-19) saat ini.

“Sekali lagi, tidak ada wilayah yang aman di Indonesia, meskipun itu hijau,” kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (2/9).

Wiku menuturkan pemerintah memang telah membagi kategori zonasi berdasarkan keadaan dan jumlah kasus positif COVID-19 setiap daerah. Namun penyebaran COVID-19 ini tetap dapat terjadi dimana dan kapanpun.

Atas dasar itu Wiku meminta masyarakat tetap patuh menerapkan protokol kesehatan.

“Kita harus tetap waspada dimanapun kita berada, dan terus mematuhi protokol kesehatan,” katanya.

Peta zonasi terakhir berdasarkan data Minggu (30/8) lalu menyebutkan bahwa 65 daerah masuk sebagai kategori zona merah atau risiko tinggi, lalu 230 daerah zona oranye atau risiko sedang. Kemudian, 151 daerah masuk dalam kategori risiko ringan atau zona kuning, serta 68 daerah lainnya dikategorikan sebagai zona hijau.

Lebih lanjut, Wiku mengaku pihaknya bakal terus berupaya menjadikan kasus aktif berkurang, kasus sembuh terus meningkat serta menurunkan kasus kematian. Satgas pun mulai menyusun delapan fokus utama yang diharap dapat segera menanggulangi bencana non-alam ini.

“Berkaca dari kasus yang terjadi selama enam bulan terakhir, kami telah menentukan delapan target untuk satgas covid-19,” tutur Wiku.

Delapan target itu yakni, perlindungan lebih aktif dan masif kepada lansia, kontrol kasus aktif dan terus berupaya mengurangi tingkat kematian, kemudian meningkatkan pemeriksaan dan penelusuran kontak erat.

Lalu pengadaan vaksin, meningkatkan ketersediaan reagen untuk PCR, sosialisasi lebih masif kepada publik, mengedukasi warga tentang tatanan kehidupan dan pola hidup baru, serta meningkatkan integrasi antara bidang kesehatan, ekonomi dan IT.

Sepanjang Agustus lalu kasus positif COVID-19 di Indonesia tembus angka 66.420 kasus. Jumlah itu menjadi penambahan kasus corona tertinggi dalam sebulan di Indonesia, dari sejak wabah COVID-19 masuk pada Maret lalu.

Peningkatan kasus corona dalam sepekan akhir bulan Agustus, menurut Wiku disebabkan berbagai faktor, salah satunya yakni libur panjang HUT RI dan Tahun Baru Islam lalu.

“Ada beberapa alasan, kita tahu bahwa faktor pentingnya adalah karena peningkatan tes yang dilakukan, itu berkontribusi pada kenaikan kasus. Selain itu penambahan kasus sepekan terakhir juga berhubungan dengan libur panjang lalu,” jelasnya.

Sebelumnya, Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah menyebut kenaikan kasus corona yang terjadi pada minggu terakhir Agustus disebabkan oleh kemunculan sejumlah klaster baru.

Satgas COVID-19 sendiri mencatat ada 10 Kabupaten/Kota dengan penambahan kasus terbanyak berdasarkan data mingguan pada 24-30 Agustus.

Daerah itu adalah Banyuwangi, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Kota Semarang, Bekasi, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Kota Bekasi, Jakarta Timur, dan Kota Pekanbaru.

Di Banyuwangi, kasus positif meningkat lima kali lipat dari jumlah 89 kasus positif pada 17-23 Agustus menjadi 584 kasus pada 24-30 Agustus. Klaster Pesantren muncul di Pondok Pesantren Darussalam, Blokagung, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Data terbaru dari dinas kesehatan mencatat setidaknya ada 622 santri yang terpapar COVID-19.

Kemudian untuk Bekasi, terjadi peningkatan kasus positif sebanyak dua kali lipat. Pada 17-23 Agustus kasus COVID-19 di Bekasi tercatat 116 kasus, kemudian menjadi 423 kasus pada 24-30 Agustus.

Peningkatan itu berasal dari tiga klaster besar industri di Bekasi yang total menyumbang 407 kasus baru, yakni PT LG Electronic Indonesia, PT Suzuki Indomobil, dan PT Nippon Oilseal Kogyou (NOK) Indonesia.

Sumber : CNNIndonesia

- Advertisement -

Berita Terkini