Bulan Kedua Dirumahkan Covid-19

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Keluarga Indonesia sudah 2 (dua) bulan berdiam di rumah, sejak 2 Maret 2020. Ketika itu Presiden RI mengumumkannya kasus pertama di Indonesia positif terinfeksi virus Covid-19.

Bapak Presiden kemudian menghimbau seluruh rakyat Indonesia agar Dirumahsaja, yaitu “Belajar dari rumah, bekerja dari rumah dan beribadah di rumah”. Bahkan tidak mudik atau pulang kampung. Sebahagian besar PNS sudah bekerja dari rumah, Work From Home.

Hingga 2 Mei, apa Perubahan yang terjadi?.

Kasus Covid-19 Global pada tanggal 2 Maret 2020, sesuai laporan WHO tercatat 93.036 kasus dan kematian 3.117 orang, pada 2 Mei tercatat 3.363.903 kasus, meningkat 36 kali semula, dan meninggal 237.440 orang meningkat 76 kali semula dengan Case Fatality Rate (CFR) 7,0 %. Penyebaran kasus terinfeksi sudah menjangkau 212 Negara.
Persebaran virus ini mengikuti kecepatan mobilitas manusia.

Sedangkan PERUBAHAN di Indonesia dari 2 kasus pertama pada 2 Maret 2020 menjadi 10.551 orang kasus positif (meningkat sangat tinggi).
Sedangkan kematian pertama di Indonesia terjadi pada tanggal 11 Maret, dan pada tanggal 2 Mei terjadi kematian kumulatif 800 orang (peningkatan yang besar).
Posisi Indonesia dalam daftar 212 Negara terus naik, kini sudah di posisi 36. Jika dilihat CFRnya sebesar 7,6 % masih diatas rerata angka kematian Global.

Melihat pertambahan kasus positif covid-19 Indonesia yang setiap harinya meningkat, kemarin bertambah 378 dan tadi malam bertambah 433 orang , tentu ini perlu diwaspadai.

Sungguh tidak dapat diduga Seburuk Apa jadinya jika Keluarga Indonesia tidak patuh dirumahsaja..

Jika kita melihat infografis WHO pada 2 Mei dini hari, ada yang menarik.
Kelompok Negara dengan jumlah kasus diatas 10.000 sampai 20.000 kasus ada sebanyak 14 Negara, berturut diatas Indonesia ada Korsel, Ukraina, Rumania, UEA, Polandia, Qatar, Jepang, Belarusia, Austria, Israel, Chili, Singapura dan Pakistan.

Dalam hal kematian, terlihat jumlah kematian terkecil Qatar 12 dari 14.096 kasus dan Singapura 16 dari 17.548 kasus.

Sedangkan kematian tertinggi pada interval kasus 10.000-20.000 adalah Polandia (651 dari 13.105 kasus), Rumania 744 dari 12.567 kasus, dan Indonesia 800 kematian dari 10.551 kasus.

Ini sungguh Tantangan nyata bagi Bangsa dan Masyarakat Indonesia.

Kondisi ini bisa memburuk karena Negara kita adalah negara kepulauan, dengan lebih 15.000 pulau dari Papua hingga Aceh yang terbuka dengan dunia luar melalui 135 pintu masuk.

Hal itu ditunjukkan dengan meluasnya wilayah Indonesia yang terpapar virus Covid-19 ini dan kini banyak wilayah dengan status PSBB.

Ada Optimisme bahwa pada minggu terakhir, jumlah Kesembuhan terus meningkat, yang semula sedikit dan berjalan lamban, kini sudah mencapai 1.591 orang dan jumlah kematian 2 hari terakhir dibawah angka 10.

Namun dibandingkan dengan kesembuhan pada Negara lain, kita masih jauh tertinggal.
Misalnya dengan Pakistan 4.351 sembuh dari 18.114 kasus, Chili 9.018 sembuh dari 17.008 kasus, Korsel 9.072 sembuh dari 10.774 kasus.

Kondisi Negara-Negara Asean

Semua Negara anggota Asean sudah terpapar virus Covid-19, namun sejauh mana respons dan kesiapsiagaannya terlihat dari jumlah kematian dan Angka kesembuhan (%).

TABEL dampak covid-19 di Negara-negara ASEAN :
(Negara; Kasus; Mati; Sembuh; % kesembuhan).
-Filipina 8.772 ; 579 ; 1.084 ; 12,4%
-Malays 6.071 ; 103 ; 4.210 ; 69,3%
-Singap 17.101 ; 16 ; 1.268 ; 7,4 %
-Thaila 2.960 ; 54; 2.719 ; 91,9%
-Brunai 138 ; 1 ; 124 ; 89,9%
-Laos 19 ; 0 ; 8 ; 42,1%
-Vietna 270 ; 0 ; 219 ; 81,1%
-Myanma 151 ; 6 ; 31 ; 20,5%
-Kamboj 122 ; 0 ; 119 ; 97,5%
-Timor Les 24 ; 0 ; 16 ; 66,7%
-Indo 10.551 ; 800 ; 1.591 ; 15,1%

Tantangan bagi Indonesia cukup berat.

Memang ini harga yang harus dibayar karena respons kita terhadap serangan virus corona relatif lamban dan awalnya tanpa persiapan.

Puluhan tenaga kesehatan, mulai dari kompetensi Guru Besar, Spesialis, Dokter Umum, Dokter gigi, juga para Perawat mahir dan pengalaman sudah wafat, gugur dan syahid demi keselamatan para penderita.

Banyak diantara mereka sejak pergi bertugas sudah tidak bertemu keluarga dan anak-anak hingga dikebumikan.
(Semoga mereka mendapat tempat yang sebaik-baiknya ditempat yang mulia disisi Tuhan YMK).

Optimis Harus Terus Digelorakan

Positif Corona, Wanita Ini Melahirkan Dalam Keadaan Koma
Net/Ilustrasi

Begitupun harus merasa Optimis, tidak ada kata terlambat. Tanda kemajuan sudah ada. Meningkatnya terus jumlah kesembuhan dan menurunnya pertambahan jumlah kematian menunjukkan dengan jelas Kemajuan bermakna pada fungsi dan kesiapan Pelayanan Kesehatan yang semakin baik.

Kita salut kepada para petugas kesehatan dan unsur pendukungnya di fasilitas kesehatan yang tetap bekerja dengan semangat dan bekerja luarbiasa melampaui batas pengabdiannya.
Mereka “benteng paling belakang” dan keluarga Indonesia adalah “benteng terdepan”.

Jubir Covid-19 Dr.Achmad Yurianto pada konferensi pers di BNPB 27 April yang lalu mengatakan : “Saat ini, ada 10.000 tempat tidur di lebih dari 1.000 RS gabungan Pemerintah pusat, Daerah, Swasta, dan TNI-Polri. Perkiraan masih ditempati 7.000-8.000 pasien. Kapasitas cukup,”

Ditambahkan pula, Pemerintah sedang mengupayakan 10.000 test PCR (swab) setiap hari di seluruh Indonesia.

Memang ratio test Indonesia masih sangat kecil. Hanya dengan ketersediaan test yang masif bisa dilakukan penemuan kasus (case finding) dan pemetaannya. Sehingga Protokol WHO 3 T (Test, Tracing dan Treat) bisa dilaksanakan secara komprehensif dan profesional.

Dukungan fasilitas dan perbekalan kesehatan seperti ketercukupan Alat Pelindung Diri (APD), ketersediaan alat medis life support yang semakin lengkap, serta soliditas tim kesehatan juga dukungan total Tim Kesehatan TNI dan Polri serta Swasta telah memperkuat Pelayanan Kesehatan dan meningkatkan kecepatan tindakan dan kualitas pelayanan.

Dukungan berbagai lapisan masyarakat, organisasi, perkumpulan,ikatan alumni, pemuda, mahasiswa, kaum ibu, ormas, organisasi keagamaan, PMI, Pengusaha, Kampus/PT, dan banyak lagi sangat dirasakan manfaatnya. Bahkan ditengarai dukungan publik Indonesia termasuk terbesar proporsinya di dunia.

Tidak bisa diabaikan bahwa kritik yang disampaikan banyak kalangan termasuk para ahli, kalangan PT, juga organisasi profesi kedokteran, kesehatan, keperawatan dll telah berkontribusi dalam perbaikan.

Upaya Lebih Cepat

Penimbun Masker Rugi Belasan Milyar, Netizen : Bertobatlah
Tumpukan Masker (net)

Memperhatikan kenaikan jumlah pertambahan yang terinfeksi Virus Covid-19 setiap harinya rata-rata 300-400 orang, Itu bisa dimaknai bahwa diluar rumah masih banyak orang-orang terpapar covid-19 sebagai carrier/pembawa yang tidak menunjukkan gejala (Orang Tanpa gejala/ OTG).  Laporan terkini bahwa Orang Dalam Pemantauan (ODP) virus sebanyak 235.035 orang, PDP sebanyak 22.545 orang.

Masalah Terbesar kita adalah masih tingginya infeksi antar manusia disekitar kita, dan itu terjadi karena adanya kontak antar manusia diluar rumah.

Penyebaran infeksi virus sedang merebak ditengah masyarakat. Ini adalah tahap ketiga setelah Local Transmission di Wuhan (kota asal virus corona Covid-19), kemudian menyebar lintas negara lintas benua sebagai Impoted Cases, kini ditiap negara terjadi penyebaran massal atau Community Spreads.

Sukses dan tidaknya upaya Pencegahan dan Penanganan virus Covid-19 di Indonesia sangat bergantung pada kesadaran masyarakat dan Keluarga Indonesia sendiri.

Ada Harapan dari para analis, bahwa transmissi infeksi virus Covid-19 di Indonesia akan melewati puncaknya pada juni-juli dengan jumlah terinfeksi positif bisa mencapai diatas 100.000 kasus (CNBC Indonesia dari youtube Set.Presiden, 19 April 2020), dan kemudian grafik mulai melandai dan berakhir pada bulan September 2020.
Banyak negara lain akan berakhir lebih awal dari Indonesia.

Tetapi para ahli tidak dapat menjamin. Sebahagian ada berpendapat bisa sampai 1-2 tahun.
Semua bergantung pada kedisiplinan keluarga atau ketidakpatuhannya.

Beri Nilai Tambah Pada PSBB

Status PSBB sudah memberikan dampak positif. Namun itu tidak cukup.

Kekuatan penentu terbesar adalah kesadaran publik untuk mengurangi sekecil mungkin aktivitas diluar rumah.

Proses penyebaran antar komunitas (community spread) cukup memprihatinkan, sebab seseorang bisa terinfeksi dengan tanpa sadar kapan dan dimana hal tersebut terjadi. Apalagi jika ada orang yang terinfeksi (tahu atau tidak tahu) dan tanpa gejala tetapi berada diluar rumah, ini aktif menginfeksi.

Mungkin berat bagi sebahagian kita orang Indonesia yang senang berkumpul dan bersosialisasi, tapi demi kebaikan bersama, rumah adalah tempat paling aman.

Tetaplah Optimis, Beraktivitas dalam rumah, Sabar dan Jangan panik.
Kita harus Bisa.

Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan
(Ibnu Sina/ Avicenna, Bapak Kedokteran Modern).

Inilah pesan yang mendunia menghadapi Covid-19 :
Be Supportive (Mendukung)
Be Careful (berhati-hati)
Be Alert (Waspada)
Be Kind (Berbaik sangka)
Be Ready (Selalu siap)

Penulis : Penulis : Dr.Abidinsyah Siregar

Ahli Utama BKKBN dpk Kemenkes/ Mantan Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN/ Mantan Kepala Pusat Promkes Depkes RI/ Mantan Ketua PB IDI/ Mantan Ketua Harian MN Kahmi/ Tim Nasional Penanggulangan Bencana Covid-19 PMI/DMI, Ketua Orbinda IKAL Lemhannas).

- Advertisement -

Berita Terkini