Literasi Jalanan, Ibukota Baru Ancaman Hutan Kalimantan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Seorang pemimpin harus paham literasi jalanan, untuk mengasah kepekaan terhadap lingkungan.

Hutan hujan paru-paru dunia, luar negeri pun harus bayar royalti pada Indonesia dengan adanya hutan Kalimantan.

Jika sudah diwacanakan perpindahan ibukota ke Kalimantan. Asumsikan skenario terburuk.

Air akan mulai tercemar, hutan akan dibabat habis. Tragisnya, ekosistem wilayah endemik Borneo akan tamat.

Jika semua dikalkulasi nilai keuntungan justru sangat merugikan rakyat Kalimantan.

Penduduk asli suku Dayak bisa dipastikan akan mengalami nasib seperti suku Indian, Aborigin di Australia.

Tidak akan ada lagi negara luar yang bayar royalti hutan Kalimantan. Anak cucu kalian hanya akan melihat hewan melalui siaran ulang Discovery Channel atau buku gambar dan cerita.

Lihat Jawa dan Bali tidak ada lagi Auman Harimau Jawa atau Harimau Bali.

Hutan adalah rumah bagi binatang liar. Dan air adalah sumber kehidupan.

Ibukota hadir di Kalimantan bukan solusi terbaik. Jika dipaksakan akan terjadi gesekan atau konflik manusia dengan alam dan binatang.

Asumsikan skenario terburuk, alam akan menghukum keserakahan yang dibuat manusia.

Sama halnya dengan pembangunan pabrik semen di pegunungan Kendeng, limbah akan mencemari air bawah tanah. Dan tunggu dampak buruk yang terjadi terhadap ekosistem.

Air bawah tanah pegunungan Kendeng, mengaliri sungai wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur sampai Mojokerto.

Makanya mantan menteri Emil Salim jaman Soeharto melarang keras ada pabrik berdiri di wilayah tersebut.

Jadi, pemimpin tidak peka akan keadaan akan membawa musibah pada semua mahkluk.

Manusia selalu merasa lebih pintar. Tapi, mereka lupa alam sudah mengajarkan semuanya.

Jangan menjadi angin dan memutar kincir angin sendirian. Jangan jadikan anugerah menjadi sebuah kutukan. Ingat Kuwalat.

Jika hanya ingin dianggap sebagai pemimpin thinker dan visioner seperti Soekarno dengan GBK, atau Soeharto bersama TMII- nya. Harusnya Jokowi bisa menyulap lahan yang tandus atau kota mati seperti Las Vegas.

Penulis, Sayuh

- Advertisement -

Berita Terkini