RSUD Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Pasien Dirujuk Naik Pick Up

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Labuhanbatu Selatan – D Situmorang adalah warga yang dalam kondisi tak sadarkan diri sejak masuk ke RSUD Kotapinang, sekira pukul 09.00 WIB, Selasa (27/8/2019). Dia dilarikan ke rumah sakit yang seharusnya menjadi kebanggaan bagi warga labusel, dimana di rumah sakit inilah harapannya warga mendapatkan jaminan kesehatan dan penanganan yang cepat tanggap.

Namum malah berujung kepada insiden yang memilukan hati. Dalam kondisi tak sadarkan diri, Situmorang dibawa keluarga masuk rumah sakit karna secara tiba-tiba tumbang tak sadarkan diri.

Sesampai dirumah sakit pihak rumah sakit menyampaikan bahwa bapak tersebut harus di rujuk ke rumah sakit rantau prapat karna peralatan yang tidak mendukung. Tanpa pikir panjang keluarga mengiyakan pilihan untuk ke rumah sakit rantau prapat, administrasi pun diselesaikan sebagai syarat untuk dapat dirujuk.

Namun keluarga mendapatkan kabar bahwa ambulance rumah sakit kotapinang tidak ada karena sedang dipakai. Menurut info yang didapat bahwa rumah sakit kotapinang hanya memiliki satu ambulance.

Hal ini juga dibenarkan oleh Agata Murroisa yang merupakan Ketua Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia Labuhanbatu Selatan (GAMKI Labusel). “Sangat kecewa dengan hal yang sudah sejak lama dikeluhkan masyarakat. Saya pikir pimpinan RSUD tersebut perlu dievaluasi. Dan bila perlu dicopot saja. Tahun 2018 bulan juni ketika bus PINEM BK 7366 LC lakalantas di kecamatan torgamba dimana menelan korban jiwa dan luka berat puluhan orang juga tidak mendapatkan pelayanan yang maksimal,” kesalnya.

Agata mengungkapkan, sampai GAMKI Labusel harus memberikan perhatian khusus buat penumpang yang saat itu ditangani di rsud kotapinang. “Dengan menyediakan ambulance gratis korban tersebut bernama yakni Inra Br Hasugian (31), Enda Fania Br Tinambunan (2) dan Monika Br Maharaja (58). Korban laka harus dirujuk ke kota medan. Namun pihak rumah sakit tidak dapat menyediakan ambulance. Dengan kondisi kritis terpaksa kita bawa dengan mobil seadanya,” sebut Agata.

Selain itu, katanya, pada bulan maret tahun 2019 juga melihat dengan langsung bagaimana ketidak siapan rumah sakit umum kotapinang untuk menangani pasien yang sedang sekarat.

“Saya pikir hal ini perlu diseriusi bupati labuhanbatu selatan. Sudah sepantasnya rumah sakit daerah memberikan jaminan penanganan keselamatan dengan cepat dan tanggap,” sebut Agata. Berita Labuhanbatu Selatan, GAMKI Labusel

- Advertisement -

Berita Terkini