Solusi Indonesia Part 9, Al-Quran sebagai Pedoman Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh : Hasanuddin, MSi
Pengamat Sosial Politik

MUDANEWS.COM – Allah SWT berfirman:

Audzu billahi minasyaithoni rajiim, Bismillahirrahmanirrahiim

لَقَدْ أَنزلْنَا إِلَيْكُمْ كِتَابًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ أَفَلا تَعْقِلُونَ (10

WAHAI MANUSIA “Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kalian sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagi kalian. Maka apakah kamu tiada memahaminya?” (QS Al-Anbiya (21) ayat 10).

Telah disampaikan dalam catatan Solusi Indonesia part-7 bahwa Musa as ketika ditanya oleh Firaun siapakah tuhan yang engkau maksudkan? Musa menjawab: “Tuhan (Rabb) ku, adalah Dia yang memberikan sifat dasar dan bentuk yang sejati kepada segala sesuatu, kemudian memberinya petunjuk menuju kesempurnaannya” (QS. Thaha, ayat 50).

Namun, sebagaimana halnya pengingkaran Firaun atas kebenaran risalah yang disampakan para Nabi dan Rasul-Nya, manusia pada umumnya tidak mau menggunakan akalnya, untuk memahaminya. Adapun firaun telah diberikan pemahaman, namun dia tetap bersikeras menetang risalah itu, dan tetap pada pendiriannya berdasarkan kepercayaan nenek moyangnya.

Manusia terkadang lebih mengutamakan “temuan-temuan ilmiah”, yang pada hari ini mungkin benar, namun esok atau kapanpun bisa dikoreksi oleh temuan yang baru. Sebuah kebenaran yang bersifat “mungkin” dan sebab itu berada pada posisi yang patut diragukan. Sementara apa yang disampaikan oleh Alquran bersifat tetap, serta tidak mengalami perubahan, namun manusia justru kebanyakan enggan menggunakan akalnya untuk mempelajarinya, padahal telah nyata sebagai suatu yang keilmiahannya tidak patut lagi diragukan.

Sebutlah misalnya beberapa ayat berikut ini;

{أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ (30) وَجَعَلْنَا فِي الأرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ (31) وَجَعَلْنَا السَّمَاءَ سَقْفًا مَحْفُوظًا وَهُمْ عَنْ آيَاتِهَا مُعْرِضُونَ (32) وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (33)

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) guncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya. Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya” (QS Al-Anbiya 30-33).

Keengganan sebagian besar manusia untuk menerima kebenaran Alquran, tiada lain disebabkan karena kecongkakan dan keangkuhan mereka. Keangkuhan telah membutakan mata hati mereka untuk memperoleh petunjuk. Bahkan setiap kali Allah mengutus Nabi dan Rasul di tengah-tengah mereka, mereka mencemoohnya, mengusirnya bahkan beberapa Nabi dan Rasul mereka bunuh. “Dan sungguh, (wahai, Muhammad) sebeum masamu, rasul-rasul (Allah) telah dicemooh, tetapi mereka yang mencemooh para rasul itu (pada akhirnya) justru diliputi oleh hal-hal yang mereka cemoohkan itu. (QS. Al-Anbiya ayat 41)”

Maka sebagaimana firman Allah swt, “Katankanlah kepada semua manusia, “Aku hanya memberi peringatan berdasarkan wahyu Ilahi”. (QS. Al-Anbiya 45)–

Rangkaian catatan ini pun hanya berupa peringatan, agar mari kita kembalikan berbagai permasalahan kebangsaan dan kenegaraan yang kita hadapi kepada Alquran.

Pelajarilah kisah para Nabi dan Rasul-Nya, semoga Allah berkenan memberikan hikmah yang banyak, agar terbuka hati untuk menerima Alquran sebagai Pedoman dalam membangun bangsa dan negara.

Semoga Allah swt senantiasa membimbing kita semua.

Depok, Jumat 6 November 2020

Penulis adalah Ketua Umum PB HMI 2003-2005, Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia

- Advertisement -

Berita Terkini