Dakwah Virtual dan Peran Millenial

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di era modern ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai macam media komunikasi bersaing dalam memberikan informasi tanpa batas, sehingga semua orang kini bisa mendapatkan dan mengerjakan sesuatu dengan sangat mudah dan instan.

Masyarakat kini tak perlu lagi bersusah payah membeli kitab yang mahal atau meminjam buku ke perpustakaan daerah untuk mencari referensi ilmu yang diinginkan. Hanya tinggal mengakses internet, maka semua informasi yang diperlukan akan muncul dalam
berbagai model.

Dengan menjamurnya informasi yang saat ini dapat dengan mudah diakses darimana saja, pegiat dakwah ditantang untuk terjun dan bergulat dengan perkembangan zaman agar eksistensi dakwah mereka tidak tenggelam. Mengembangkan kreatifitas dan inovasi serta melihat dan memanfaatkan peluang adalah hal yang wajib untuk dilakukan.

Karena tidak dapat dipungkiri, walaupun perkembangan teknologi dan informasi yang ada telah membawa banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan oleh kehidupan manusia. Namun, bagaikan pedang bermata dua, akses informasi yang tanpa batas ini disisi lain juga membawa dampak negatif yang tak kalah parahnya. Pengaruh westernisasi, entertainment yang kebablasan, konten porno, sara, bahkan penyesatan akidah perlahan menjadi sesuatu yang biasa untuk dikonsumsi dan tak menjadi tabu lagi bagi masyarakat. Akhirnya banyak terlena dengan kehadiran virus-virus tersebut hingga melupakan identitas keislaman mereka yang sebenarnya.

Maka inilah tantangan yang harus dihadapi bagi umat muslim dan pegiat dakwah yang ada, khususnya generasi millenial kita. Berkaca dari jejaring media sosial yang saat ini didominasi oleh kalangan millennial, hendaknya simpatisan-simpatisan dakwah dari kalangan millennial mengambil inisiatif untuk memanfaatkan media yang ada sebagai sarana dalam menyebarkan pesan-pesan agama Islam. Merangkul media sosial sebagai sarana berdakwah di era yang didominasi oleh ketergantungan terhadap internet ini menjadi keharusan yang tak dapat lagi ditawar.

Dakwah virtual

Dakwah secara virtual merupakan kegiatan menyampaikan pesan-pesan agama yang dilakukan dengan memanfaatkan media digital atau media teknologi informasi yang ada seperti radio, internet, televisi, dan lain sebagainya.

Dalam proses penyampaian pesan-pesan tersebut tentu diperlukan sebuah media. Tak dapat dipungkiri, dengan pesatnya perkembangan yang terjadi, kegiatan dakwah dituntut untuk bertransformasi mengikuti zaman dengan begitu cepat. Memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang ada dapat membuat kegiatan dakwah bisa tersampaikan dengan lebih cepat, efisien, mudah serta tidak terhambat oleh jarak dan waktu. Sehingga masyarakat dapat mendapatkan dakwah dimanapun dan kapanpun.

Transformasi kegiatan dakwah menggunakan teknologi digital telah berhasil memunculkan pegiat-pegiat dakwah yang terkenal luas dikalangan masyarakat, sebut saja Ustadz Abdul Somad, Ustadz Salim A. Fillah, Ustadz Hanan Attaki, Ustadz Rahmat Baequni, Ustadz Adi Hidayat, dan masih banyak lagi.

Berbagai media seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan lainnya, sangat diminati oleh masyarakat terutama generasi millenial yang melek teknologi. Dakwah dengan metode virtual ini melahirkan dai-dai muda yang kreatif, inovatif, dan energik dalam berdakwah.

Memanfaatkan situasi pandemi

Dituntut untuk mampu menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam iklim perkembangan yang tak terbendung, membuat banyak pegiat dakwah dan aktivis Islam yang gelagapan. Pasalnya, kebanyakan dari mereka yang mengambil jalan hidup sebagai da’i hanya membatasi dirinya dengan ilmu agama, kemampuan berbicara didepan umum, olah vokal, menguasai mimbar, dan menarik hati pendengar.

Menambah bekal kemampuan teknologi seringkali diacuhkan. Alhasil banyak dari mereka yang ketika dihadapkan dengan situasi dimana majelis taklim, forum kajian, mimbar ceramah, dan perkumpulan keagamaan lainnya tak memungkinkan lagi diadakan secara tatap muka, menjadikan mereka gagap.

Tak ada satupun yang menyangka akan terjadinya keadaan yang memaksa segala kegiatan termasuk keagamaan harus dilakukan dari rumah dan secara daring atau virtual, seperti pandemi Covid-19 ini contohnya. Dalam keadaan seperti ini mereka yang menguasai dan memanfaatkan teknologi lah yang mampu bertahan. Oleh karena itu dakwah pun harus mampu berimprovisasi dengan memanfaatkan teknologi, mengumpulkan data dan menyampaikannya dengan lebih luas dan terarah.

Pegiat dan aktivis dakwah dari kalangan millenial diharapkan lebih peka dan cepat tanggap menghadapi krisis dakwah yang tengah terjadi, mereka yang memiliki kemampuan dan menguasai penggunaan teknologi hendaknya keluar dari zona nyamannya dan maju ke garis depan dalam perjuangan menyampaikan pesan-pesan agama secara virtual, jangan hanya memanfaatkan teknologi hanya untuk hiburan semata.

Untuk itu generasi millenial harus lebih inovatif, kreatif, serta terus aktif dalam menyajikan konten-konten secara virtual yang edukatif dan bermanfaat agar dapat mempengaruhi jiwa pemuda millenial yang lain untuk turut serta berperan dalam upaya menyampaikan pesan-pesan kebaikan, serta mampu mengobarkan kembali semangat pemuda-pemudi Islam dalam berhijrah dan menjadi lebih baik dimasa pandemi ini, agar generasi muda kita tidak tergerus oleh cepatnya arus perkembangan zaman yang mengalir bagaikan air bah yang tak dapat tertahan serta terjerumus dalam perangkap kemaksiatan yang semakin merajalela.

Semoga Bermanfaat.

Penulis : Ria Zian Silviani (Mahasiswi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara/ 0101171018/ KKN-DR 63)

- Advertisement -

Berita Terkini