Kesuksesan Sejati, Tidak Ada Di Dunia

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Aku menyusuri jalan pikiran ku yang sempit dan terbentur oleh pertanyaan; “apa parameter sukses dalam kehidupan dunia?”
Aku tidak menemukan satu jawaban apapun dari alam pikiran ku yang sempit dan pada akhirnya menemukan jalan buntu.

Suatu ketika, disaat sedang bersama keluarga dan family kala itu aku sedang menyuapi ibunda ku tercinta Siti Furqony yang sedang berulang tahun, aku memandang wajahnya yang penuh kelembutan seakan aku melihat ada surga disebalik rupa.

Alam pikiran ku yang buntu tentang parameter kesuksesan akhirnya perlahan terbuka dan aku menemukan satu persatu jawaban dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang menyerang pikiran ku bertubi-tubi.

Pertanyaan-pertanyaan itu seakan menyesakkan dada ku yang malang, mereka berkata; “orang bodoh menganggap sukses ketika ia belajar dan menjadi pintar, orang miskin menganggap sukses ketika ia menjadi kaya raya, orang pintar menganggap sukses ketika ia dapat berbuat baik dan ilmunya dapat bermanfaat bagi orang banyak, orang kaya raya menganggap sukses jika ia dapat menjadi raja, dan sang raja menganggap sukses jika ia dapat mempertahankan kerajaannya hingga anak cucu, sementara para pejalan menganggap sukses jika ia berhasil sampai ke tempat yang diidamkannya dan seterusnya…”

Alam pikiran ku semakin lunglai, dari kelunglaian yang dialami jalan-jalan sempit didalam alam pikiran ku semakin terbuka dan membesar. Aku seakan menemukan jalan keluar dari kebuntuan yang selama ini dirasakan dan pada akhirnya ketika melihat senyuman indah dari ayahanda tercinta Muhammad Yunan Silalahi aku mendapatkan kesimpulan.

“Bahwa tidak ada kesuksesan dalam kehidupan dunia ini, karena kesuksesan tidak tercipta dalam perjalanan pada satu dimensi alam kehidupan, ia berjalan dari benih lalu membentuk balita dalam kandungan lalu menjadi manusia yang berjalan di bumi lalu memasuki alam kubur dan seterusnya…” hingga pada akhirnya kesuksesan yang hakiki akan sampai pada titik dimana ia akan kembali kepada Robb yang menciptakannya dengan aman, sentosa, baik dan dicintai olehNya.

Dari sejak itu pula aku mulai dengan kekakuan dan kecanggungan, perlahan menghirup dan menghembuskan nafas-nafas cinta dengan penghayatan mendalam “Hu, Allah, Hu, Allah, Hu, Allah…” sampai hati dan pikiran ku senantiasa mengingatNya dikala duduk, berdiri dan terbaring serta memandang segala yang tampak oleh mata, terdengar oleh telinga dan terbisik oleh hati, segalanya akan kembali kepadaNya dengan berserah diri. Dan aku meyakini bahwa puncak kesuksesan ketika kita sampai dengan selamat dan sejahtera disisih sang kekasih.

#JalanCintaMMS

Penulis adalah Mas’ud

- Advertisement -

Berita Terkini