Patah Hati dan Memilih Pergi Dari Dunia Ini

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Akhir-akhir ini banyak tersiar kabar yang memilih jalan bunuh diri untuk menyembuhkan patah hati, atau bisa dikatakan jalan pintas mengakhiri perasaan yang akhirnya harus kandas.

Entah alasannya saking depresi karena ditinggal pergi orang yang paling dicintai, atau memang karena kurangnya kesadaran dari sekitar yang malah membully dan tak peduli terhadap orang-orang yang sedang patah hati. Kalo kurang iman sudah pasti, makanya nekat bunuh diri.

Orang-orang patah hati mereka hanya butuh didengar, atau mungkin ditemani. Biarkan ia mencurahkan seluruh perasaannya. Karena kadang, yang tak terkatakan justru sangat menyesakkan.

Benar dengan kalimat yang pernah saya baca “hati-hati dengan orang yang sedang patah hati” mungkin itu kenyataannya orang patah hati memiliki keberanian bahkan bisa nekat untuk melakukan hal mengerikan seperti bunuh diri, sebabnya bisa jadi karena ia tak punya tempat untuk menyalurkan atau melepaskan rasa yang sangat menyesakkan dadanya.

Ketika kita hidup di zaman apa-apa jadi bahan bullyan, becandaan, cemoohan atau bisa jadi hinaan. Seolah-olah seorang tak boleh bersedih karna luka yang mereka rasakan. Melarang menuliskan atau bercerita perihal luka.

Mereka yang patah hati, harusnya diberi ruang gerak untuk menyalurkan perasaannya. Atau jika perlu beri mereka tanggungan seperti BPJS untuk menyembuhkan patah hatinya. Karena bukan hanya mereka yang jomblo, yang berumah tangga pun bisa jadi mereka merasakan patah hati yang amat dalam.

Ketika istri atau suaminya berkhianat. Tak jarang mereka pun mengakhiri hidupnya dengan cara melakukan aksi bunuh diri.

Dan sekarang saya setuju dengan lyrik lagu dangdut “lebih baik sakit gigi ini, dari pada harus sakit hati ini” karena saya jarang mendengar orang yang bunuh diri karena “sakit gigi” tapi banyak yang akhirnya memilih mengakhiri hidup hanya karena depresi oleh sebab patah hati.

Meski, banyak yang memilih bunuh diri karena alasan ekonomi. Tapi menurut data yang saya ambil dari ingatan saya, orang-orang yang bunuh diri kebanyakan karena alasan patah hati, muda-mudi labil yang rentang dijangkiti depresi.

Peran teman dekat harusnya bisa mencegah tindakan nekat tersebut, karena seorang yang mengalami patah hati hanya akan mau menceritakan semua pada teman dekat, mereka tak berani bilang atau curhat pada orang tuanya.

Dekati mereka, suruh mereka menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dengan perasaannya. Ingat, kasih saran pelan-pelan, bukan bullyan atau cemoohan yang akan memperparah lukanya.

Untuk yang sedang patah hati, dunia belum selesai hanya karena kau ditinggal pergi atau bahkan langsung seorang lain nikahi, orang yang sangat kau sayangi, dan mungkin berniat untuk kau nikahi itu.

Ingat, dia tak membawa pergi duniamu. Meski melukai, namun bukan berarti dunia telah berakhir atau harus kau akhiri sendiri. Banyak kejutan lain yang bisa kau rasakan. Nikmatilah patah hati itu, biarkan dia menyesakkan dadamu.

Ada saatnya kau merasa sembuh dengan sendirinya, jangan paksa untuk buru-buru sembuh. Banyak hal yang bisa kau lakukan saat dalam kesendirian, menulis atau pergi petualangan meski tak menjamin kesembuhan.

Tapi paling tidak, kau tak akan sampai pada tingkat depresi paling tinggi. Kau layak bahagia, akan ada saatnya. Akan ada jalannya. 2019.

Penulis adalah Dede Humaedi

- Advertisement -

Berita Terkini