Terimalah Setitik Perhatian yang Tak Berguna Ini.

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Oleh: Abdi Mulia Lubis

MUDANews.com – Kelak kita akan bertemu pada satu meja, dimana hanya ada aku, kopi, dan dirimu.

Dimalam yang sesunyi ini, sepi kini tak menjadi masalah. Diri menderita namun di satu sisi penuh perjuangan yang tak kunjung usai. Diri ini penuh sakit, luka bercampur kepedihan tentang kenangan. Masa lalu yang tak kunjung dimengerti, dan harapan yang yang tak pernah terwujud. Membawa diri ini untuk menuliskannya.

Mengapa rasa yang begitu indah itu berakhir dengan keperihan ? Cinta tak berbalas, kasih tak sampai, dan apa yang telah kuberi tak memberi bekas di dalam dirimu. Ohh sungguh penuh ratapan aku merenungkannya.

Kusadari kesempurnaan itu hanya milik tuhan yang maha kuasa. Tiada kuasa yang kumiliki selain senantiasa mendoakanmu.

Diri ini tak henti menjiwaimu, pagi, siang, dan malam. namun Dirimu tak kunjung mengerti tentang diriku. Engkau berkata, “Tiada cinta tanpa pengorbanan, namun ku korbankan segalanya tampa menuntut untuk dikasihani. Tahukah dirimu, apa nilai tertinggi yang dimiliki setiap manusia ? Ia adalah waktu,  tak semua manusia memiliki waktu yang disetiap detik penuh penghargaan. Waktu adalah Roh. Dan Aku menghargai waktu sebagaimana aku menghargai dirimu sepanjang hari. Detik Resahku tentang dirimu tak pernah berujung.

Terimalah setitik perhatian yang tak berguna ini.

Ijinkan aku mendoakanmu, meminta penjelasan pada yang maha kuasa akan rasa yang telah ia tanamkan di dalam dadaku. Jemu menahan rindu tiada berkesudahan. Ohh tuhan, apa yang ada di dalam diri ini ? Ia yang telah membutakan diriku, ia yang telah membuatku selalu berdoa memohon padamu. Akankah ia menjadi milikku ? Hanya engkau yang tahu, aku hanya manusia biasa yang terus berjuang tanpa pamrih berharap kasih.

Kupandangi jam di dinding, waktu terus berputar. Aku berharap umur yang kumiliki masih panjang Agar aku bisa melihatnya, menatap kedua matamu. Selama nafas mampu kuhirup. Apapun yang menjadi penghalang akan kulalui hanya untuk dirimu.

Takkan berhenti ku memberi walau harus selalu tersakiti. Deritaku adalah kebahagiaanku bila melihatmu bisa tersenyum.

Tuhan telah menetapkan dirimu di dalam hatiku, membuatku berbunga-bunga mengenangmu hingga aku tak mampu mengubah perasaan yang terus membara ini. Aku mencintaimu tanpa akhir, dan melihat dirimu seorang yang mampu membuatku bangkit untuk melalui hari-hari. gelisah yang tiada berakhir menyiksa dadaku sebelum aku dapat melihatmu, melihatmu dengan penuh senyuman.

Terimalah setitik perhatian yang tak berguna ini, walaupun tiada berarti bagimu. Aku menuliskannya dengan tinta air mata.

Resah di dadaku tiada berhenti memanggil namamu. Ribuan bukti tak mungkin untuk kupamerkan karena itu akan membuat diri ini meninggi dan lupa.

Tetap dalam keteguhan dan ketabahan untuk mencintai mu.

Rasakanlah dan nikmati penuh penghayatan, bahwa Kepahitan dalam pekat gelap hitam kopi, memberi kesadaran pada hati bahwa rasa ini harus tersampaikan. kopi dinikmati, maka kopi itu telah menjadi darah dan mengalir ke sekujur tubuhku, menyatu menembus ke dalam jantung, berdetak bersama kerinduanku padamu. Meneteskan air mata puisi. Air mata yang telah menjadi tinta dalam penulisan puisi ini. Masihkah kau ragukan diriku ? Diri yang mengharapkan mu.

Bila dirimu masih bertanya, kenapa aku  sayang kamu ? Aku akan menjawab : Karena tiada yang dapat memberi kenyamanan di dalam hatiku, sehingga apa yang kini menjadi doa di sepanjang malam ku adalah dirimu seorang. Percayalah.

- Advertisement -

Berita Terkini