Ini Kisah Di Balik Kelezatan Rujak Simpang Jodoh!

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Dian Rahmad

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Siapa yang tidak mengetahui kawasan simpang jodoh, seluruh orang Medan pastinya mengetahui tempat ini dikarenakan namanya yang unik, “simpang jodoh”. Tepatnya di pasar 7 Kecamatan Medan Tembung, kawasan ini dikenal dengan banyaknya penjual rujak yang konon katanya sudah ada dari tahun 50-an, ada juga sumber mengatakan berdiri dari tahun 70an.

Mengapa namanya simpang jodoh? Konon, dulunya simpang ini sering dijadikan tempat berkumpul karyawan PTPN IX (sekarang PTPN II)  karena letaknya tepat disamping PTPN II, setiap harinya banyak karyawan berkumpul disaat mau kerja atau pun pulang kerja,  dengan seringnya berkumpul karyawan laki-laki dan perempuan, tak heran jika banyak yang berjodoh (menikah).

Sejalan dengan yang disampaikan Dewi, 35 tahun, sudah berjualan dari SMP dengan orangtuanya.

“Orangtua saya pernah bercerita dulunya muda mudi, janda duda, yang sering beli disini, nongkrong sepulang kerja sampai larut malam, pahamlah mas sambil pacaran gitu, cuma ada 6 meja yang jualan rujak mas,  kalau sekarang hitung sendiri, ada mungkin 25 sampai 30 meja,” dengan logat jawa yang kental, Dewi bercerita kepada MUDANews.com, pada Kamis (12/1).

Mengenai rasa khas rujak boleh dicoba sendiri, bumbunya yang khas dengan pisang muda ditambah kacang tanah dan bebas minta rasa mau pedas ataupun manis, ditambah lagi masih banyak penjual rujak hanya menggunakan lampu sentir sebagai penerang untuk mempertahankan ke khasan rujak simpang jodoh.

Icup, 55 tahun, mengatakan bahwa dari muda dulu sudah sering beli rujak disini. “Saya orang simalingkar, tapi kalau ada waktu luang saya jauh-jauh dari rumah bawa jalan-jalan istri dan anak-anak untuk beli rujak disini,” ungkap Icup.

Perlu diketahui rujak simpang jodoh ini buka dari sore sampai larut malam, bagi warga Kota Medan yang penasaran langsung datang saja untuk mencoba rasa dan pengalaman makan rujak yang dari dulu sampai sekarang masih bertahan.

Penjual dan pembeli berharap rujak simpang jodoh ini terus dipertahankan. Seperti yang disampaikan oleh Mahmud (36), bahwa ia berharap agar tempat ini tetap dilestarikan.

“Tapi maunya jalan ini dilebarkan biar gak menganggu orang yang berlalu lalang karena kalau udah sore sampai malam di jam jam pulang kerja disini macatnya luar biasa” demikian ungkap Icup, pemuda penegak disiplin (juru parkir).[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini