Mudanews.com Pasuruan | Pembangunan Masjid Al-Iman Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Pasuruan resmi dimulai dengan prosesi peletakan batu pertama pada Selasa (23/12/2025). Momentum ini menandai dimulainya pembangunan sarana ibadah yang selama ini dinantikan civitas akademika di lingkungan kampus.
Dimulainya pembangunan masjid tersebut disambut positif oleh mahasiswa. Keberadaan rumah ibadah dinilai sebagai kebutuhan fundamental yang tidak hanya menunjang aktivitas keagamaan, tetapi juga memperkuat identitas kampus berbasis nilai-nilai keislaman dan ke-NU-an.
Presiden Mahasiswa (Presma) UNU Pasuruan, M. Ubaidillah Abdi, yang juga menjabat Koordinator Aliansi BEM Pasuruan Raya, menyampaikan apresiasi atas dimulainya pembangunan masjid yang telah lama dinanti oleh mahasiswa.
Ia menilai, langkah birokrasi kampus tersebut patut diapresiasi sebagai bentuk respons terhadap aspirasi mahasiswa. Menurutnya, masjid yang layak merupakan fasilitas pokok bagi mahasiswa, khususnya di lingkungan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama.
“Kami mengapresiasi itikad baik birokrasi kampus. Ini adalah kabar gembira yang benar-benar ditunggu mahasiswa. Kehadiran masjid yang representatif merupakan kebutuhan mutlak,” ujar Ubaidillah.
Namun demikian, Presma juga menyampaikan catatan kritis terkait keterlambatan realisasi pembangunan. Ia menilai, masjid seharusnya menjadi prioritas utama sejak awal, mengingat identitas UNU sebagai kampus yang berlandaskan nilai-nilai keislaman.
Menurutnya, pembangunan sejumlah fasilitas fisik lain yang dinilai bersifat sekunder seharusnya dapat ditunda demi mendahulukan pembangunan rumah ibadah sebagai pusat spiritual kampus.
“Ada penyesalan mengapa baru direalisasikan sekarang. Sebelumnya kampus gencar membangun fasilitas lain yang urgensinya tidak setinggi masjid,” tegasnya.
Pandangan serupa disampaikan Ulul Abror C.Z., pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah. Ia menekankan bahwa masjid memiliki peran strategis sebagai pusat peradaban, pembinaan karakter, dan penguatan spiritual mahasiswa NU.
Ulul menilai ironis jika pembangunan masjid justru tertinggal dibanding fasilitas lain yang tidak bersentuhan langsung dengan pembentukan nilai keagamaan mahasiswa.
“Masjid bukan sekadar pelengkap, tetapi prioritas utama. Ia menjadi sentral ibadah dan kegiatan keilmuan berbasis nilai keislaman,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, mahasiswa berharap pembangunan Masjid Al-Iman dapat dipercepat tanpa mengurangi kualitas. Mereka optimistis masjid ini kelak menjadi pusat kegiatan ibadah, kajian keislaman, serta penguatan karakter civitas akademika UNU Pasuruan.**(Red)

