PNIB Ledakkan Pesan Kebangsaan: Kirab Merah Putih Tantang Reuni 212 di Surabaya

Breaking News
- Advertisement -

 

MUDANEWS.com – Surabaya.
Organisasi lintas agama dan budaya Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) menggebrak Kota Surabaya dengan kirab Merah Putih sebagai aksi penolakan terhadap Reuni 212 yang direncanakan digelar 2 Desember 2025 di Jakarta. Sekitar 500 peserta memenuhi jalanan pusat kota sejak Minggu (30/11/2025), menunjukkan sikap tegas terhadap gelombang politik identitas yang mereka nilai masih mengancam persatuan bangsa.

Dipimpin langsung Ketua Umum PNIB, AR Waluyo Wasis Nugroho alias Gus Wal, kirab dimulai pukul 07.00 WIB menyusuri rute Taman Apsari, Tunjungan, Siola, hingga titik bersejarah Hotel Yamato. Di lokasi inilah para peserta mengheningkan cipta untuk para pahlawan 10 November, seolah mengirim pesan bahwa Surabaya tetap menjadi benteng nasionalisme.

Dalam keterangannya, Gus Wal menegaskan kirab tersebut merupakan bentuk penolakan terang-terangan terhadap Reuni 212 yang ia sebut sebagai kegiatan “unfaedah” dan berpotensi menghidupkan kembali luka bangsa akibat politik identitas. Ia menuding acara tersebut rawan kembali memunculkan simbol-simbol khilafah yang dinilai berbahaya bagi keutuhan NKRI.

PNIB juga menegaskan konsistensi sikap mereka dalam menolak segala bentuk intoleransi. Gus Wal menilai intoleransi adalah pintu masuk radikalisme yang kini menyusup melalui ideologi asing. Ia menegaskan, kirab ini menjadi bukti bahwa keberagaman agama, suku, budaya, dan tradisi tetap bisa bersatu di bawah Merah Putih – bukan di bawah doktrin-doktrin yang menggerus jati diri bangsa.

Tidak berhenti di Surabaya, PNIB mengumumkan rencana menggelar kirab serupa di Jakarta pada 14 Desember 2025. Mereka menargetkan pemecahan rekor bentangan kain Merah Putih sebagai simbol penutup tahun sekaligus pengingat bahwa nasionalisme masih hidup dan diperjuangkan secara swadaya tanpa sponsor atau intervensi pihak mana pun.

Menutup pernyataannya, Gus Wal menegaskan PNIB akan terus mengusung tema anti khilafah, anti intoleransi, dan anti politik identitas. Ia menyerukan agar bangsa kembali pada Pancasila dan UUD 1945. “Jaga bangsa, jaga kampung, dan lindungi saudara-saudara kita dari ideologi teror dengan janji surga. Kita Indonesia yang NKRI, bukan Indonesia yang bersyariat khilafah,” tandasnya.**(Red)

Berita Terkini