Presma UNU Kritik BNNK: 201 Korban Rehab Bukti Gagalnya Pencegahan; DPRD Jatim: Alarm Bagi Pemda untuk Turun

Breaking News
- Advertisement -

 

Mudanews.com Pasuruan  – Forum Sosialisasi “Lingkungan Peduli Generasi Terlindungi dari Peredaran Narkoba” di Hotel Ascent Premiere Pasuruan, Kamis (13/11), diwarnai kritik tajam dari kalangan mahasiswa terhadap efektivitas program pemberantasan narkoba.

Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Pasuruan, M. Ubaidillah Abdi, yang juga menjabat sebagai Koordinator Aliansi BEM Pasuruan Raya, melontarkan kritik keras tersebut langsung di hadapan para narasumber utama dari BNNK dan Kepolisian.

Dalam sesi tanya jawab, Ubaidillah menyebut tingginya angka rehabilitasi bukanlah sebuah capaian, melainkan bukti kegagalan program di sisi hulu (pencegahan).

“Data BNNK Pasuruan per Oktober 2025 (bulan lalu) mencatat ada 201 orang yang direhabilitasi, melonjak drastis dari tahun lalu,” ujar Ubaidillah.

Ia lantas mengutip pernyataan resmi BNNK sendiri yang menegaskan gawatnya situasi di Pasuruan. “Bahkan, BNNK sendiri pada Juni 2025 menyebut Pasuruan sebagai *’titik rawan serius’*,” lanjutnya.

Bagi Ubaidillah, data-data tersebut seharusnya dibaca sebagai alarm kegagalan, bukan sebagai indikator keberhasilan program BNNK.

“Ini adalah bukti bahwa sosialisasi dan program pencegahan yang selama ini berjalan *gagal* menghentikan laju pengguna baru,” tegasnya.

Forum sosialisasi ini diinisiasi oleh Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, M. Naufal Alghifary. Naufal, yang bertugas di Komisi A DPRD Jatim dan membidangi penanggulangan narkotika, mendatangkan narasumber dari BNNK dan Kepolisian untuk berdialog langsung dengan peserta.

Menanggapi kritik tajam mahasiswa, M. Naufal Alghifary menegaskan bahwa perang melawan narkoba adalah tugas bersama.

“Kritik dari mahasiswa menjadi catatan serius bagi kami di legislatif. Data 201 korban rehab adalah fakta yang tidak bisa dibantah,” ujar Naufal. “Ini membuktikan bahwa masalah narkoba memang tidak bisa tuntas hanya oleh BNNK dan Polri saja.”

Naufal berkomitmen untuk mendorong alokasi anggaran yang lebih kuat di tingkat provinsi, tidak hanya untuk penindakan, tapi juga untuk program pencegahan dan rehabilitasi yang inovatif.

“Ini adalah tugas bersama. Harapan kami, forum ini juga menjadi ‘alarm’ bagi Pemkot dan Pemkab Pasuruan untuk ikut merespons dan turun tangan secara serius. Ini harus ditangani bersama dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga desa,” pungkasnya.

Forum sosialisasi tersebut turut menghadirkan Kepala BNNK Pasuruan Masduki, S.H., M.H., dan Kasatresnarkoba Kota Pasuruan Iptu Arief Wardoyo, S.H., M.H. sebagai narasumber utama.***(Red)

Berita Terkini