PNIB : Harkitnas Momentum Kesadaran Bahwa Kekuatan Terbesar Bangsa Ada Saat Indonesia Bersatu Tanpa Intoleransi, Khilafah dan Terorisme

Breaking News

- Advertisement -

 

 

 

Mudanews,com Surabaya –  Tanggal 20 Mei diperingati sebagai hari Kebangkitan Nasional sebagai bentuk refleksi kesadaran berbangsa dan bernegara secara kolektif. Para pendiri bangsa menyadari bahwa syarat utama untuk merdeka dari segala bentuk penjajahan hanya dengan bersatu.

Ormas kebangsaan dan kebhinekaan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) melalui ketua umumnya Gus Wal menyampaikan pernyataan penting dalam rangka memperingati Harkitnas ke 117 ini.(20/5)

“Kemerdekaan sebagai bangsa yang kita alami sekarang tidak turun dari langit. Tetapi hasil pemikiran dan perjuangan para pendiri bangsa. Harkitnas 20 Mei mengingatkan kita sebagai bangsa tentang pentingnya 4 hal yaitu :
1. Kesadaran kolektif bahwa bangsa Indonesia memiliki kekuatan jika bersatu.
2. Pentingnya pendidikan sebagai sarana pembebasan dari penjajahan dan kebodohan.
3. Awal munculnya nasionalisme modern yang mengarah pada cita-cita kemerdekaan.
4. Refleksi atas perjuangan non-kekerasan melalui jalur organisasi dan intelektual.
Itu semua menjadi tanggungjawab kebangsaan kami sebagai penghuni sah NKRI” jelas Gus Wal kepada awak media.

Gus Wal bersama PNIB menjadi organisasi massa yang konsisten berjuang di jalur non kekerasan dalam menyuarakan NASAB (Nasionalisme Kebangsaan, Agama dan Budaya)

“Penjajahan di era Milenium tidak hanya secara fisik/militer. Justru yang sedang kita alami adalah penjajahan ideologi dan ekonomi. Kelompok pengusung ideologi asing berupa Khilafah Terorisme berusaha memecah belah kita itu bukan isapan jempol belaka. Korupsi menjadi bentuk penjajahan ekonomi rakyat yang bisa membunuh secara pelan-pelan namun pasti. Semua itu ada di sekitar dan mengancam persatuan kita” imbuh Gus Wal.

Perjuangan intelektual non kekerasan dengan berorganisasi yang dilakukan PNIB tercatat di beberapa daerah. Kirab merah putih dan diskusi kebangsaan menjadi agenda rutin anggota PNIB di berbagai daerah.

“Kirab merah putih yang kami lakukan menjadi tradisi nasionalis, agama dan budaya yang diwujudkan dalam kirab merah putih. Kita lawan pawai bendera khilafah dengan kirab merah putih sebagai bentuk perlawanan intelektual. Kita membuktikan bahwa masih banyak yang mengusung merah putih daripada mengarak bendera khilafah” kata Gus Wal.

“Harkitnas 20 Mei menjadi refleksi Nasionalis Agama dan Budaya untuk mengingatkan bahwa sejarah tidak bisa ditulis ulang” kami berharap Semoga semangat kebangkitan kita terus membara untuk memajukan Indonesia yang aman makmur damai tanpa Intoleransi, Khilafah Terorisme
Selamat Hari Kebangkitan Nasional 2025, pungkas Gus Wal ***(Red)

 

Berita Terkini