Pilkada 2024: Cianjur Tidak Butuh Pemimpin yang (hanya) Relijius

Breaking News

- Advertisement -

 

Oleh: Dody Faraitody T. (Dosen UNPI Cianjur)

“Kami akan bangun kembali godam dari reruntuhan dan kerangka harapan Keyakinan yang menyaingi semua manual langitan esok akan terlalu terlambat, hari ini atau tidak sama sekali!” (Tantang Tirani – Homicide)

Kabupaten Cianjur, sebagai salah satu kabupaten terluas di propinsi Jawa barat, mempunyai letak yang sangat strategis karena dilalui oleh jalur regional yang menghubungkan Ibu Kota Propinsi Jawa Barat, Bandung, dan Ibukota Negara Republik Indonesia, DKI Jakarta. (yang segera berubah menjadi Daerah Khusus Jakarta).

Seperti daerah-daerah lain di Indonesia kota tauco yang sekarang masuk kedalam Aglomerasi Jabodetabekjur ini akan segera melaksanakan hajatan akbar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Langsung.

Jalan-jalan di kabupaten dengan wilayah seluas 361.434,98 Ha, ini atau 10,12% dari luas total wilayah Propinsi Jawa Barat dan memiliki APBD tahun 2024 adalah sebesar Rp. 4.842.778.907.876,- , dengan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya berkisar Rp. 1.090.764.283.888,-.

Sisanya berasal dari pendapatan trasnfer dari pusat dan antar daerah sebesar Rp. 3.622.400.052.988,- (berdasarkan perda no, 16 tahun 2023) sudah mulai semarak dengan berbagai spanduk atau baliho sosialisasi (belum disebut kampanye, karena peserta belum resmi diumumkan oleh KPUD), dari para calon yang akan berjibaku.

Kabupaten dengan slogan Gerakan Pembangunan Berahlakul Kharimah (Gerbang Marhamah) yang telah dijadikan Perda pada tahun 2006 tepatnya Perda Nomor 3 Tahun 2006 tentang Gerbang Marhamah, di mana Perda ini digagas Ir. H. Wasidi Swastomo, M.Si. (Bupati Cianjur periode 2001-2006).

Gerakan perbaikan moral masyarakat ini diharapkan menjadi landasan perilaku pemerintah dan masyarakat Ciamjur. Namun sepertinya setelah bupati berganti, Gerbang Marhamah ini seperti tak terdengan gaungnya, padahal yang bertanggung jawab atas terlaksananya Perda ini adalah Bupati.

Lalu seperti apa pemimpin yang dibutuhkan Cianjur lima tahun ke depan. Pemimpin yang bisa membawa kemajuan dengan bingkai Gerbang Marhamah?

Dengan kondisi masyarakat seperti sekarang ini, Cianjur membutuhkan pemimpin yang bisa mengadopsi gaya pemimpin Vladimir Putin, Presiden Rusia yang bisa mengembalikan kejayaan negaranya dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun.

Dengan mayoritas masyarakat yang masih tradisional, Pertama, Cianjur membutuhkan pemimpin yang berdasarkan pada common sense, akal sehat. Hal-hal yang berbau tahayul dan mitos-mitos yang masih melingkupi dan menghambat pembangunan harus terus dikikis. Pemimpin yang datang dari kalangan akademisi sepertinya cocok untuk yang satu ini.

Kedua, akal sehat saja tidak cukup. Pemikiran berdasarkan logika harus dibingkai oleh moral. Pemimpin harus memberi contoh dengan integritas moral yang baik serta tidak terkait dengan dosa-dosa pemerintahan sebelumnya. Untuk itu dibutuhkan pemimpin baru di luar yang pernah bercokol di jajaran pemerintahan Kabupaten Cianjur.

Terakhir, sebagai kota santri, Cianjur tidak membutuhkan pemimpin yang hanya relijius tetapi juga memiliki dan manjalankan nilai-nilai spiritual. Menjalankan agama tidak hanya sebatas simbol-simbol semata, tetapi lebih pada substansi beragama, pemerintahan harus dijalankan berorintasi pada akhlak dalam pembentukan karakter, bukan sekedar pada hukum, dengan garis perjuangan bersifat sosial untuk kepentingan bersama, bukan hanya untuk kepentingan kelompok apalagi keluarganya semata.

Dengan ketiga prinsip di atas, Bupati mendatang diharapkan bisa mengembangkan segala potensi yang dimiliki Cianjur untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat luas.

Semoga Pilkada Cianjur 2024 menjadi awal bangkitnya Cianjur menuju masyarakat yang sejahtera dan berakhlakul karimah.

Saatnya Cianjur bangkit, sekarang atau tidak sama sekali !

Berita Terkini