Mudanews.com Pringsewu – Pemerintah Kabupaten Pringsewu melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) melaksanakan Pembekalan Bela Negara kepada Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dan Purna Paskibraka.
Kegiatan yang bertujuan menanamkan nilai luhur kebangsaan, patriotisme, dan nasionalisme ini digelar di Gedung PSHT Kabupaten Pringsewu, Jumat (31/10/2025).
Pembekalan ini menjadi istimewa karena menghadirkan Ken Setiawan, mantan aktivis radikal yang kini telah insyaf dan kembali ke NKRI, serta menjabat sebagai Kepala Bidang Pemuda dan Pendidikan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung.
Turut hadir juga Kepala BNN Tanggamus Diani Indramaya, S.Pd, dan perwakilan Kesbangpol Provinsi Lampung, Sulisdiyanto.
Mendengar Langsung dari Mantan Pelaku Radikal
Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Pringsewu, Catur Agus Dewanto, mengatakan sengaja menghadirkan mantan pelaku radikal agar peserta dapat mendengar langsung pengalaman tersebut, bukan hanya berdasarkan cerita.
Menurut Catur, kegiatan ini penting untuk membentuk karakter generasi muda yang disiplin, tangguh, dan mencintai tanah air.
Diharapkan peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI sebagai landasan berbangsa dan bernegara.
Sila Pertama Pancasila sebagai Kunci Nasionalisme
Dalam paparannya, narasumber Ken Setiawan menyampaikan bahwa cara paling efektif membentuk karakter generasi muda yang patriotisme dan nasionalisme adalah dengan mengamalkan Pancasila sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menurut Ken, nasionalisme bukan sekadar rasa cinta dan kebanggaan terhadap bangsa, tetapi juga memiliki kesadaran terhadap Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) yang ada.
“Kalau mau jujur, saat ini kita sudah terkepung oleh ancaman tantangan hambatan dan gangguan dari segala penjuru, bahkan kita sudah teradu domba, antar suku dan agama, bahkan yang se-agama juga kita pada ribut,” ujar Ken.
Ia menegaskan, sila pertama adalah kunci dari sila-sila selanjutnya. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa bukan hanya bentuk ikrar cinta kepada Tuhan, tetapi juga ikrar cinta kepada tanah air.
“Kita boleh peduli terhadap peristiwa kemanusiaan di negara lain seperti Palestina, tapi juga jangan sampai menutup mata terhadap persoalan kemanusiaan di tanah air, tapi jangan sampai kecintaan kita terhadap tanah tumpah darah Indonesia luntur, apalagi sampai membenci negara sendiri,” pesan Ken.
Ken Setiawan menekankan bahwa NKRI adalah rumah kita bersama. Menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI adalah tugas dan tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya pemerintah.
Jika setiap warga menyadari bahwa mereka tinggal di “rumah” yang sama, maka kesadaran untuk menciptakan suasana tenteram, aman, dan damai, meskipun berbeda latar belakang, akan terwujud.
Di akhir acara, Ken membagikan buku berjudul Tuhan Kita Sama kepada enam peserta terpilih yang aktif bertanya, dan membagikan e-book secara gratis kepada seluruh peserta melalui kontak WhatsApp 0898-5151-228***(Red)

