Mudanews.com Pasuruan – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pasuruan Raya melayangkan kecaman keras terhadap stasiun televisi nasional Trans7. Sikap tegas ini diambil sebagai respons atas sebuah program pemberitaan yang menjadi viral karena dinilai telah menyudutkan dan merugikan citra institusi pondok pesantren di mata publik.
Koordinator Advokasi Aliansi BEM Pasuruan Raya, Muhammad Qommaruddin, menyatakan bahwa tayangan tersebut merupakan cerminan dari praktik jurnalisme yang gegabah dan tidak bertanggung jawab. Menurutnya, pihak media telah abai terhadap etika dan gagal menunjukkan rasa hormat kepada pesantren sebagai pilar penting pendidikan dan moral bangsa.
“Kami mengecam keras kelalaian ini. Pemberitaan yang menyudutkan pesantren adalah sebuah tindakan yang tidak hanya mencoreng nama baik sebuah lembaga, tetapi juga melukai perasaan jutaan santri dan alumni di seluruh Indonesia,” ujar Qommaruddin.
Ia menegaskan bahwa pesantren, dengan sejarah panjangnya dalam mencerdaskan bangsa, tidak selayaknya dijadikan objek pemberitaan yang sensasional dan berpotensi menimbulkan stigma negatif di masyarakat.
Sikap senada juga disampaikan oleh Sekretaris Advokasi Aliansi BEM Pasuruan Raya, Nadia. Ia menyoroti pentingnya literasi media bagi masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh pemberitaan yang bersifat framing.
“Insiden ini menunjukkan betapa pentingnya bagi kita semua untuk bersikap kritis terhadap informasi yang disajikan media. Jangan langsung percaya pada berita yang belum jelas kebenarannya,” ujar Nadia.
ia juga menyerukan kepada seluruh insan media di Indonesia untuk lebih berhati-hati dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik, terutama dalam meliput isu-isu sensitif yang menyangkut institusi keagamaan.
“Pesantren adalah benteng moral bangsa, bukan bahan untuk sensasi pemberitaan,” tutup Qommaruddin.**(Red)