Mudanews.com, Medan – Tokoh Pemuda Sumut, Abdul Rahman angkat bicara terkait skandal dugaan korupsi dalam pengadaan Chromebook oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) senilai hampir Rp 10 triliun.
Menurut Abdul, dirinya menilai kasus tersebur sebagai bentuk pengkhianatan terhadap dunia pendidikan dan mendesak penegakan hukum secara tegas dan menyeluruh.
“Ini bukan sekadar penyimpangan teknis, ini adalah pembusukan sistematis dalam pengelolaan anggaran pendidikan. Siapa pun yang terlibat, termasuk eks Menteri Nadiem Makarim, harus segera diperiksa. Tidak boleh ada kebalan,” tegas Abdul Rahman Ketua Umum Badko HMI Sumut 2021–2023 kepada media di Medan, Selasa (28/5).
Lanjutnya, proyek Chromebook yang semestinya menjadi terobosan digitalisasi pendidikan justru terindikasi sarat manipulasi. Kajian akademik yang menjadi dasar program disebut direkayasa, bahkan dilanjutkan meskipun uji coba sebelumnya telah menunjukkan hasil yang tidak efektif.
“Negara menggelontorkan hampir Rp 10 triliun untuk laptop yang tidak bisa digunakan secara maksimal di banyak wilayah karena jaringan internet belum siap. Ini kebijakan sembrono, bahkan bisa jadi disengaja demi keuntungan pribadi,” terang Abdul.
Abdul menyoroti, bahwa di tengah krisis pendidikan nasional, dari rendahnya kualitas pembelajaran, minimnya fasilitas sekolah, hingga kesejahteraan guru yang jauh dari layak penyalahgunaan anggaran dalam skala besar ini adalah kejahatan yang merampas masa depan anak-anak bangsa.
Ia pun menyampaikan tiga tuntutan tegas kepada pemerintah dan penegak hukum.
“Yang Pertama, Segera periksa Nadiem Makarim eks Menteri Pendidikan sebagai penanggung jawab utama saat proyek ini digulirkan,” ungkap Abdul.
“Yang Ke- 2, Evaluasi total seluruh kebijakan digitalisasi pendidikan** yang tidak berbasis kebutuhan dan kesiapan daerah,” ucapnya.
Terakhir, yang Ke- 3, Libatkan masyarakat sipil, mahasiswa, dan publik luas dalam pengawasan kebijakan pendidikan.
“Jangan sampai pendidikan jadi proyek bancakan elite. Ini soal masa depan bangsa, bukan soal teknologi semata,” tutupnya.