Pejuang Islam NUsantara Sumatera Utara, Kecam Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Bumi pertiwi kembali menangis, tergores dan tercabik ulah kelompok teroris yang tak henti melakukan aksi biadab bom bunuh diri, kali ini di depan Gereja Katedral Makassar yang menyebabkan dua korban.

Indonesia darurat terorisme dan radikalisme, negara tidak boleh lengah atas aksi aksi barbar kelompok teroris yang mengatas namakan agama, para martir bukanlah mati syahid akan tetapi perusak persaudaraan, pnghancur keutuhan dan penganggu keamanan ketertiban berbangsa dan bernegara. Islam cinta perdamaian, misi rahmatan lil ‘alamin (penebar kasih bagi seluruh alam) menjadi pondasi tasamuh (toleransi) dalam beragama Islam,” ujar Ustadz Agus Rizal, Ketua Pejuang Islam NUsantara Sumatera Utara (PIN Sumut), Minggu (28/3/2021).

Ustadz Martono, Sekjend PIN Sumut mengajak Densus 88, BNPT, TNI- Polri dan masyarakat harus bersatu melawan dan menghadapi faham terorisme di bumi Nusantara yang permai dan kaya akan kebhinekaan ini.

“Kepiling atau kepala dusun wajib menindak warganya yang terkesan intoleran dan radikal. Pembinaan harus dilaksanakan secara kontinyu, bhabinkamtibmas, binsa pemerintah dan tokoh agama harus bergandengan tangan melawan gerakan radikalisme dan intoleransi,” tegasnya.

Pola lama yang dilakukan pelaku aksi bom bunuh diri ini dilakukan oleh orang yang memiliki paham yang keliru dalam memahami prinsip prinsip kemanusiaan dan beragama. Paham ini harus diberangus dari Indonesia.

“Kita sangat setuju dengan pimpinan PBNU dan Muhammadiyah yang secara tegas menolak aksi tersebut. Ukhuwah wathoniyah (persaudaraan setanah air) dan ukhuwah insaninyah (persaudaraan sesama manusia) harus terjaga dan dirawat di NKRI dari Sabang sampai Merauke. Terorisme adalah musuh agama, karena setiap agama mengajarkan kerukunan, cinta kasih dan rahmat,” ungkap Buya Devan sebagai Kabid Sosial, Politik dan Kemasyarakatan PIN Sumut.

Sementara Balkini sebagai Kabid Pendidikan PIN Sumut menegaskan bangsa ini harus waspada karena banyak buku buku pelajaran khususnya agama mengambil referensi dari situs, web atau blog yang berhaluan radikal. Guru agama khususnya agama Islam harus bersih dari oknum simpatisan HTI, FPI dan gerakan jihadis lainnya.

“Bila mereka tidak mau tunduk kepada Pancasila, UUD NRI tahun 1946, Bhinneka tunggal ika dan NKRI pecat saja, masih banyak orang yang setia dgn bangsa ini yang dapat dijadikan guru profesional, guru yang dapat menentukan dan mempertahankan bangsa ini dengan memberikan pendidikan kebangsaan dan agama yang penuh Rahmat,” tegas Balkini. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini