Dokter RSJ Kurungan Nyawa Ikut Periksa Kejiwaan Penusuk Syekh Ali Jaber

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Lampung – Polisi tidak menemukan bukti Alpin Adrian — tersangka kasus penyerangan terhadap Syekh Ali Jaber —  terpapar paham radikalisme.

“Untuk sementara dari hasil penggeledahan tadi malam, tidak ditemukan apa-apa di rumah tersangka, intinya seperti itu tidak ada barang-barang bukti yang mengarah kegiatan seperti itu (radikalisme), hanya menemukan pakaian pelaku saja,” ujar Kepala Bidang Humas Polda Lampung Komisaris Besar Zahwani Arsyad di Bandarlampung, Senin (14/9/2020).

Saat ini, polisi tengah melakukan pendalaman terhadap masalah kejiwaan Alpin.

Untuk mendalami kondisi kejiwaan Alpin, polisi mengundang dokter spesialis kejiwaan dari RSJ Kurungan Nyawa Tendry Septa serta tim ahli psikiatri dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri.

Setelah kasus penusukan, pengamanan terhadap kegiatan kemasyarakatan diperketat kepolisian dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.

Zahwani mengimbau masyarakat jangan terprovokasi kejadian itu dan kewaspadaan tetap ditingkatkan.

“Kepolisian akan memproses pelaku sesuai proses hukum yang berlaku,” katanya l.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD memerintahkan aparat keamanan untuk memberikan perlindungan kepada ulama, apapun pandangan politiknya.

“Dai apapun pandangan politiknya itu harus dilindungi kalau sedang berdakwah. Itu yang terpenting,” kata Mahfud.

“Soalnya kita hidup selama ini bangsa Indonesia, budaya yang baik itu justru ditimbulkan dari dakwah-dakwah para pendakwah kita yang telah bekerja dengan ikhlas, para ulama kita,” Mahfud menambahkan.

Secara pribadi, Mahfud menilai Syekh Ali Jaber merupakan pendakwah yang humanis dan tidak berpolitik. Dia pernah mendengarkan secara langsung ceramah Syekh Ali Jaber pada 2011.  Mahfud berencana menemui Syekh Ali Jaber sore ini. (suara)

- Advertisement -

Berita Terkini