Optimisme Pemerintah Diuji: Target Pertumbuhan 5,6% di Kuartal IV-2025 Dinilai Terlalu Ambisius

Breaking News
- Advertisement -

 

Mudanews.com – Jakarta. Menteri Keuangan Purbaya menegaskan optimismenya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2025 dapat mencapai 5,6–5,7 persen. Jika proyeksi itu tercapai, maka sepanjang 2025 ekonomi nasional diyakini mampu menutup tahun dengan pertumbuhan 5,2 persen, sesuai target APBN. Keyakinan Purbaya disampaikan di hadapan Komisi XI DPR, Rabu, seraya menekankan bahwa pemerintah telah menyiapkan instrumen kebijakan yang dianggap cukup kuat untuk menggenjot aktivitas ekonomi.

Menurut Purbaya, salah satu penopang utama optimisme tersebut adalah penempatan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun di perbankan, ditambah injeksi dana Rp 76 triliun pada awal November 2025. Langkah itu dikombinasikan dengan berbagai stimulus fiskal yang diharapkan mampu menjaga likuiditas, mendorong ekspansi kredit, serta mempercepat aktivitas sektor riil. Dengan fondasi itu, ia menilai target pertumbuhan ekonomi 6 persen pada 2026 bukanlah sesuatu yang sulit untuk dicapai.

Selain itu, Purbaya menyampaikan harapan agar para investor, baik yang menanamkan modal langsung (FDI) maupun yang bergerak di pasar modal dan sektor riil, dapat segera mengeksekusi rencana investasi yang sudah dirancang. Implementasi investasi baru dianggap krusial karena akan menjadi katalis utama memperkuat struktur pertumbuhan di tengah ekonomi global yang masih diliputi ketidakpastian.

Di sisi lain, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengeluarkan proyeksi serupa. Ia menyebut pertumbuhan kuartal IV-2025 dapat berada di kisaran 5,6 persen, terdorong oleh paket stimulus akhir tahun yang digelontorkan pemerintah. Stimulus itu mencakup diskon tiket libur Natal dan Tahun Baru, peningkatan belanja kementerian dan lembaga, serta penyaluran paket bantuan sosial senilai Rp 30 triliun. Airlangga menilai rangkaian kebijakan tersebut cukup untuk memperbaiki laju ekonomi yang pada kuartal III-2025 hanya mencapai 5,04 persen, lebih rendah dari kuartal II-2025 sebesar 5,12 persen.

Namun, pandangan optimistis pemerintah itu tidak sepenuhnya diamini para analis. Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, M Rizal Taufikurahman, menilai proyeksi pertumbuhan 5,6 persen di kuartal IV-2025 terlalu ambisius. Ia menilai stimulus akhir tahun—termasuk bansos Rp 30 triliun—terlalu kecil jika dibandingkan dengan besaran PDB nasional, sehingga multiplier effect-nya terbatas. Menurutnya, kebijakan tersebut lebih efektif sebagai bantalan konsumsi, bukan pendorong pertumbuhan baru.

Rizal juga menyoroti kecenderungan penumpukan realisasi anggaran pada Desember yang sering kali tidak menghasilkan dampak signifikan terhadap aktivitas ekonomi pada kuartal berjalan. Ia memperingatkan bahwa tanpa dorongan investasi dan konsumsi yang lebih struktural, target pertumbuhan agresif pada triwulan akhir sangat mungkin meleset dari ekspektasi pemerintah.**(Red)

Berita Terkini