Front Anti Penindasan: Gerakan Kolektif Rakyat Hidupkan Solidaritas dan Ekonomi Mandiri Melalui Sablon, Lapak Baca, dan Pasar Rakyat

Breaking News
- Advertisement -


Mudanews,com Jakarta — Di tengah situasi sosial-ekonomi yang kian menekan rakyat kecil, sebuah gerakan kolektif rakyat bernama Front Anti Penindasan (FAP) hadir membawa semangat baru perlawanan dan solidaritas. Berpusat di Jakarta dan tangerang, gerakan ini telah tumbuh dan membentuk jaringan di berbagai wilayah seperti Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

‎Front Anti Penindasan digagas oleh Bung Wahyu Maulana, seorang aktivis muda asal Tangerang, bersama Ardi, mahasiswa aktif jurusan kehutanan yang turut mendampingi dalam membangun arah gerakan.

‎Gerakan ini tidak hanya menyerukan perlawanan terhadap berbagai bentuk penindasan sosial dan ekonomi, tetapi juga secara nyata menghadirkan praktik ekonomi mandiri dan solidaritas rakyat. Melalui sablon kaos kolektif, lapak baca gratis, dan pasar rakyat solidaritas, mereka membangun ruang pertemuan yang menghubungkan masyarakat dari berbagai latar belakang.

‎Salah satu kegiatan menarik dari Front Anti Penindasan adalah Pasar Rakyat Solidaritas di mana pakaian layak pakai, barang kebutuhan, bahkan jasa diberikan secara gratis kepada masyarakat. Kegiatan ini bukan hanya bentuk bantuan, tetapi juga ajakan untuk bersama-sama melawan sistem ekonomi yang menindas dan meminggirkan rakyat kecil.

“Kami ingin rakyat bisa saling bantu, bukan saling sikut. Kami percaya kekuatan rakyat ada pada solidaritas dan kemandirian bersama,” ujar Wahyu Maulana, penggagas gerakan.

‎Selain itu, melalui sablon kolektif  mereka mengembangkan ekonomi alternatif yang mandiri tanpa bergantung pada modal besar atau korporasi. Sementara lapak baca gratis menjadi wadah berbagi pengetahuan dan kesadaran kritis di tengah masyarakat.

‎Front Anti Penindasan menjadi contoh nyata bagaimana rakyat bisa bergerak bersama, membangun kekuatan dari bawah, dan menolak tunduk pada struktur penindasan sosial yang masih berlangsung hingga hari ini.

‎Gerakan ini mengajak siapa pun yang peduli pada keadilan sosial untuk bergabung, berbagi, dan bergerak bersama dalam semangat “Rakyat Bantu Rakyat.”(Red)

Berita Terkini