Mudanews.com Jakarta | R. Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, menegaskan pentingnya rasionalitas ekonomi di atas politik ketakutan dalam menghadapi isu utang nasional. Menurutnya, kekhawatiran publik terhadap utang negara lebih banyak dipengaruhi oleh narasi politik yang menyesatkan, bukan oleh fakta ekonomi.
Data Kementerian Keuangan menunjukkan rasio utang Indonesia per Juni 2025 sebesar 39,86 persen terhadap PDB, jauh di bawah batas aman 60 persen sesuai Undang-Undang Keuangan Negara. Haidar menilai angka tersebut mencerminkan disiplin fiskal dan kredibilitas Indonesia di mata dunia, bahkan lebih baik dibandingkan negara maju seperti Jepang dengan rasio di atas 230 persen.
Ia juga mengapresiasi kepemimpinan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang mampu menjaga defisit APBN sekitar 2,6 persen serta menegakkan disiplin fiskal di tengah ketidakpastian global. Sebagian besar utang, kata Haidar, dikelola dalam bentuk Surat Berharga Negara berdenominasi rupiah sehingga memperkuat kedaulatan fiskal.
Haidar menegaskan bahwa utang Indonesia bersifat produktif karena digunakan untuk membiayai infrastruktur, ketahanan pangan, energi, pendidikan, dan riset. Ia menolak pandangan yang menyamakan utang dengan ancaman ekonomi, sebab yang penting bukan besar kecilnya jumlah utang, melainkan arah penggunaannya.
Haidar juga menyerukan peningkatan literasi ekonomi publik agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh politik ketakutan yang menurunkan kepercayaan terhadap pemerintah. Ia memuji kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang dinilai pro-rakyat dan pro-produksi, serta menilai sinergi Presiden dan Menteri Keuangan menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Menurutnya, keberhasilan ekonomi tidak hanya diukur dari angka, tetapi juga dari moral pembangunan dan semangat kemandirian nasional. Ia menutup pesannya dengan ajakan agar bangsa Indonesia berpikir rasional, bekerja berdasarkan data, dan tidak tunduk pada narasi ketakutan. “Bangsa ini akan maju bukan karena teriakan, tapi karena akal sehat, kerja keras, dan niat yang lurus,” pungkas Haidar Alwi.***(Red)

