ARB di Pusaran Bisnis dan Politik

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus berupaya menagih utang anak usaha Lapindo Brantas Inc, PT Minarak Lapindo, bisnis keluarga Bakrie.

Pasalnya, utang Lapindo yang sudah jatuh tempo Juli 2019 lalu, masih belum terbayar hingga saat ini. Kala itu (2015), utang yang ditarik dari pemerintah sebagai dana talangan sebesar Rp 773,8 miliar. Dana talangan dipergunakan untuk melunasi pembelian tanah dan bangunan warga korban luapan lumpur lapindo, Sidoarjo.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Rionald Silaban menyampaikan, pemerintah sejatinya meminta perusahaan konglomerasi Bakrie itu melunasi utangnya. “Lapindo masih kita teliti pada dasarnya apa yang ada di catatan pemerintah itu yang akan kita tagihkan,” kata Rionald dalam Bincang Bareng DJKN secara virtual, Jumat (30/4/2021).

Mengutip hasil audit BPK tahun 2019, pemerintah mencatat hingga 31 Desember 2019, total utang Lapindo Brantas dan Minarak kepada pemerintah sebesar Rp 1,91 triliun. Secara rinci, pokok utang sebesar Rp 773,38 miliar, bunga Rp 163,95 miliar, dan denda Rp 981,42 miliar.

Sementara pembayaran baru dilakukan pada Desember 2018 sebesar Rp 5 miliar. Bakrie n Brother, siapa yang tidak mengenal nama itu? Sebuah gurita bisnis dari klan Bakrie. Lupakan dulu gurita bisnis keluarga dari Three C (Cendana, Cikeas dan Chaplin), ini ada bisnis keluarga yang tidak kalah mengguritanya di Indonesia.

Aburizal Bakrie atau kerap disapa ARB adalah core dari perusahaan tersebut. Seperti pada umumnya pemilik usaha besar, ARB pun sempat mengadu peruntungannya di dunia politik. Sempat menjadi Ketum Partai Golkar, hingga menjadi kandidat Capres 2014, namun gagal.

Sejak Pilpres 2014 ARB menempatkan posisi dirinya berseberangan dengan pemerintahan Jokowi alias tergabung dalam barisan oposan. Tahun 2015 ARB mendapat “bantuan” dari Jokowi menalangi ganti rugi korban lumpur Lapindo dan selama 4 tahun harus dilunasi (2019).

Meski begitu, saat Pilpres 2019, kembali ARB berpihak kepada Prabowo-Sandi. Terlebih lagi, utang talangan Bakrie kepada pemerintah pun belum terlunasi, hingga kini (lihat narasi di atas). Sikap oposisi dan kedekatan dengan klan Three C ini menggiring masyarakat menuding ARB menjadi salah satu ‘bohir’ dari setiap gerakan pengacau keamanan yang ingin menjatuhkan Jokowi.

Adakah belum terlunasinya utang talangan tersebut adalah salah satu bentuk ‘pembangkangan’ ARB? Jika memang benar, maka masyarakat justru lebih bisa menilai, manusia seperti apa sebenarnya ARB itu? Utang 1,91 T kepada pemerintah sebenarnya tergolong kecil bagi Bakrie n Brother, mengingat omset yang bisa diperolehnya. Jadi, adakah politic will mu Bakrie?

Oleh : Agung Wibawanto

- Advertisement -

Berita Terkini