PPnBM Kendaraan 0%, Bukan Jaminan Pulihkan Sektor Otomotif

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Kebijakan pemerintah yang memberlakukan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) kendaraan sebesar 0%, ini sebenarnya adalah upaya pemerintah untuk mendorong konsumsi. Kalau mengharapkan bahwa penjualan kendaraan khususnya mobil meningkat.

“Tentunya memang bisa mendongkrak penjualan. Hanya saja kalau targetnya adalah penjualan kendaraan bisa kembali normal sebelum pra Covid. Makanya tentunya kebijakan ini tidak akan mampu merealisasikan target seperti itu,” jelas Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Rabu (3/2/2021).

Kebijakan PPnBM sebesar 0% akan membuat harga kendaran mengalami penurunan. Industri manufaktur khususnya otomotif menyambut baik kabar tersebut. Tetapi bagi pengusaha yang menjual mobil bekas justru bisa menjadi malapetaka bagi mereka.

“Artinya disektor otomotif saja, kebijakan itu seperti memindahkan uang dari kantong kiri ke kantong kanan. Dampak ekonomi sektoral dari kebijakan tersebut tidak signifikan dalam memulihkan keadaan,” jelasnya.

Lanjut Benjamin, bagaimana dari sudut pandang makronya?. Kalau melihat upaya yang dilakukan pemerintah dengan memberlakukan kebijakan seperti itu. Maka memang pemerintah terlihat tengah berupaya menggenjot belanja masyarakat menengah ke atas. Kalau masyarakat miskin itukan selama ini di topang dengan bantuan sosial. Nah untuk masyarakat menengah keatas yang diharapkan menjadi motor belanja memang bisa dilakukan dengan pendekatan seperti ini.

“Saya menilai ini hanya upaya keras pemerintah, agar motor pertumbuhan yang ditopang dari konsumsi masyarakat bisa membaik. Kalau hasilnya mungkin tetap tidak akan terlalu menggembirakan. Meskipun tetap akan ada dampak ekonomi ke arah yang positif dengan kebijakan tersebut. Saya sangat yakin penjualan mobil selama pandemic yang terpuruk 50% tidak akan lantas pulih dengan kebijakan PPnBM,” ujarnya.

Masalahnya ada di daya beli saat ini. Masyarakat kaya memang memiliki ruang untuk belanja yang lebih besar dibandingkan kelas lainnya. Tetapi tidak akan semudah itu merubah persesp masyarakat kaya untuk lantas membelanjakan uangnya. Masyarakat kaya cenderung memiliki pemahaman tentang investasi yang lebih luas dibandingkan masyarakat kelas lain.

“Jadi ditengah krisis seperti ini, masyarakat kaya tetap akan hati-hati membelanjakan uangnya. Mereka berkecukupan, tetapi bukan berarti mereka lantas bisa seenaknya membelanjakan uangnya. Apalagi mudah tergiur dengan kebijakan PPnBM kendaraan tersebut,” ujarnya.

Disisi lain, Benjamin melihat kebijakan ini merupakan upaya pemerintah untuk memperbaiki keadaan. Kita patut apresiasi dibandingkan pemerintah tidak mengambil sikap apapun untuk mencoba memulihkan keadaan. Tetapi kalau diharapkan kebijakan PPnBM ini bisa memulihkan kondisi industry otomotif dengan degera. Maka jalannya masih panjang, tidak akan secepat itu.

“Tetapi satu hal yang harus kita fahami bersama. Menyelamatkan industry otomotif dari keterpurukan itu memang penting ditengah kondisi resesi dan pandemic seperti saat ini,” kata Benjamin. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini