Potensi Harga Daging Sapi Naik di Sumut, Mengikuti Pulau Jawa

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Kabar terkini terkait dengan masalah harga daging sapi di pulau jawa yang mahal masih menjadi kekuatiran kita disini. Terkait dengan kemungkinan kenaikan harga yang sama. Hal ini saya pikir tidak perlu dikuatirkan berlebihan. Kalau membandingkan harga daging sapi di Jakarta dan sekitarnya atau di jawa pada umumnya. Dimana harga daging sapi di kisaran 120 ribuan sudah dianggap mahal.

“Namun, untuk Sumut kondisinya berbeda. Sumut selama ini harga dagingnya stabil di kisaran 115 hingga 130 ribu per Kg. Artinya harga daging di Sumut memang lebih mahal dibandingkan dengan harga daging di wilayah lain khususnya Jawa. Nah bagaimana dengan potensi kenaikan harganya kedepan?” kata Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Rabu (27/1/2021).

Untuk itu, lanjut Benjamin, kita memang harus fokus di masalah kemungkinan kenaikan harga tersebut. Kalau saya justru melihatnya begini. Saat ini harga daging di jawa memang naik sekitar 10 ribuan per Kg. Yang membuat harga daging sapi di jawa berada dikisaran 120 ribu saat ini. Nanti kalaupun ada kemungkinan naik, maka harga daging sapi di Sumut bisa saja ke level 140 ribu per Kg.

“Perkiraan saya seperti itu. Karena memang hitung-hitungannya itu harga sapi hidup dari Australia sampe ke Medan itu dulu sekitar 44 ribu per Kg. Saat ini sudah mencapai 54 ribu rupiah per Kg. Kalau harga jual sapi hidupnya masih di kisaran 46 ribuan per kg. Jadi kalaupun dinaikkan, saya menilai ada potensi naik 10 ribu per Kg nantinya,” papar Benjamin.

Di sisi lain, bagaimana kenaikan harga daging bisa memicu masalah mogoknya sejumlah pedagang daging sapi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Disini memang letaknya ada di daya beli. Menaikkan harga jual justru tidak membuat pengusaha atau pedagang untung. Karena daya beli masyarakat menurun tajam. Kalau menurunkan harga jual sudah barang pasti pedagang dan pengusaha akan rugi besar.

“Nah, kita yang ada di Sumut lebih beruntung karena daya beli turun namun tidak seburuk yang di Jawa. Karena basis industri di Sumut ini perkebunan. Kalau di jawa ini kan manufaktur dominasinya. Tetapi nanti disaat ekonomi mulai menunjukan pemulihan. Maka pulau jawa akan mengalami kenaikan pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan Sumut,” ujarnya.

Diungkapkannya, kalau komoditas hasil Sumut, harganya lumayan baik belakangan ini, meskipun tetap saja trennya turun. Namun daya beli lebih terjaga. Sehingga pedagang daging sapi masih mampu bertahan sejauh ini.

“Untuk itu, saya menilai harga daging dan stoknya masih akan tetap terjaga nantinya. Bahkan hingga lebaran semuanya masih terlihat aman. Kalaupun naik, saya yakin tidak lantas memicu masalah besar di wilayah Sumut,” tandasnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini