MUDANEWS.COM, Medan – Rencana pemerintah yang akan memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Jawa dan Bali, ini menjadi kabar yang kurang baik bagi pengendalian sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat di tanah air. Meskipun sejauh ini ketetapan pemerintah adalah sektor esensial khusus seperti kebutuhan pokok beroperasi 100% dengan protokol kesehatan.
“Namun, secara teknis di lapangan, distribusi barang tetap saja bisa terhambat dengan berbagai kemungkinan. Jika mengacu kepada ketetapan pemerintah bahwa WFO atau bekerja di kantor dikurangi menjadi 25%. Ini tentunya berdampak pada kemungkinan perlambatan distribusi barang. Masalah kedelai menjadi salah satu contoh bagaimana proses pengiriman kedelai menjadi kacau dari negara lain saat terjadi pandemic Covid-19,” ungkap Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Rabu (6/1/2021).
Turut disinyalir menjadi penyumbang kenaikan harga kedelai saat ini. Jika berkaca pada PSBB di Sumut saat pandemi mulai muncul. Kita menemukan ada sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan. Diantaranya adalah bawang. Jadi saat PSBB ketat di Jawa ini bisa saja kembali memicu terjadinya kenaikan harga pada komoditas tertentu.
“Cabai yang harganya mahal juga kerap bisa ditekan seandainya ada pasokan dari jawa masuk ke wilayah Sumut. Namun, bagaimana jika nantinya ada hambatan distribusi karena PSBB. Jadi Pemda harus bekerja lebih keras lagi untuk mengurangi tekanan pada beberapa komoditas di Sumut yang bergantung dari wilayah lain khususnya dari Jawa,” ujarnya.
Masih berkaca pada saat karantina di Sumut awal pandemic terjadi. Beberapa komoditas pangan mengalami penurunan. Dan memang Sumut sempat beberapa kali deflasi karena pandemic Covid. PSBB ketat di tanah air kerap membuat sejumlah komoditas di Sumut sulit terserap keluar. Sebagai contoh jeruk manis dari Sumut. Dan beberapa jenis sayur sayuran lainnya.
“Belum lagi PSBB yang diberlakukan oleh negara luar. Ini juga bisa membat komoditas ekspor kita mengalami gangguan. Jadi PSBB di Jawa dan Bali ini akan memberikan pukulan bagi aktifitas ekonomi di wilayah Sumut. Saya pribadi juga menarik kembali ekspektasi saya bahwa di Januari ini harga pangan akan lebih mudah dikendalikan. Karena saya melihat kebijakan PSBB ketat ini membuat harga bergerak dengan arah yang tidak pasti,” ujarnya. (red)