Payah Cakap!!.. Cabai Merah Tembus 65 Ribu, Daging Ayam 38 Ribu

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat pada hari ini kembali mengalami kenaikan. Tidak tanggung-tanggung salah satu komoditas penyumbang inflasi besar yakni cabai merah naik dan menembus level 65 ribu per Kg.

“Harga cabai memang bergerak variatif, ada yang menjual di angka 60 ribu hingga 65 ribu. Tetapi kenaikan harga cabai merah untuk hari ini saja berkisar 33% hingga 45%,” imbuh Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Senin (21/12/2020).

Harga cabai di akhir pekan kemarin sempat bertengger dikisaran 40 hingga 43 ribu per Kg. Masih kita telusuri penyebab kenaikan ini. Namun kuat dugaan suplly cabai menurun dikarenakan cuaca yang tidak mendukung. Daging ayam juga demikian, mengalami kenaikan setelah sebelumnya sempat betahan dikisaran 36 ribu per Kg.

“Jauh hari kita sudah memperingatkan adanya potensi kenaikan harga kebutuhan pokok. Dikarenakan oleh banyak hal tentunya. Namun, menjelang NATARU tahun ini, banyak hal yang memang tidak terantisipasi dengan baik. Yang membuat harga pangan justru meroket. Dan sayangnya, saya belum melihat instrumen apa yang bisa diambil oleh pemerintah daerah dalam menstabilkan harga pangan tersebut,” bebernya.

Pada dasarnya aktifitas sosial masyarakat jelang Natal dan Tahun Baru (NATARU) ini bisa diproyeksikan, dan selalu itu-itu saja polanya. Banyak ibadah untuk saudara kita yang beragama Kristen, dan banyak yang berwisata menjelang tahun baru. Tetapi sepertinya kita memang tidak mempersiapkan instrumen kebijakan dengan baik. Yang ada justru harga pangan tetap naik sekalipun selalu ada klaim bahwa stok atau pasokan tersedia cukup.

“Pasokan bukan satu satunya yang dijadikan patokan dalam menentukan harga. Distribusi, cuaca, bahkan perayaan keagamaan juga bisa membuat ketidak seimbangan antara pasokan dan permintaan terjadi di pasar. Setiap tahun kita selalu berhadapan dengan inflasi tinggi saat NATARU serta Ramadhan dan Idul Fitri,” ujarya.

Kenaikan harga ini jelas tidak menguntungkan konsumen. Petani juga lantas tidak diuntungkan disitu. Logikanya begini, disaat ada petani yang fokus beribadah, mereka mengurangi aktifitas diladang. Tidak melakukan panen. Sehingga supply bermasalah, dan menguntungkan segelintir pedagang yang tetap berjualan. Meksipun akan ada banyak pedagang yang juga fokus beribadah.

“Nah disaat panen, hasil melimpah, harga bisa turun. Petani yang panen serentak tidak akan menikmati keuntungan besar dari hasil panennya. Dengan melihat pola seperti itu saja, seharusnya kita sudah bisa memperkirakan kemana harga kebutuhan pokok itu akan bergerak nantinya,” ujarnya.

Sejauh ini, kata Benjamin, saya melihat kontribusi kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok tersebut akan memicu inflasi setidaknya sebesar 0.3% di desember ini. Itu angka sementara, bisa saja berubah. “Tetapi kalau tren harga kebutuhan masyarakat begini terus, maka perubahan nantinya bisa saja ke angka inflasi yang lebih tinggi,” ujarnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini