Warga Sumut, Terbebani Resesi dan Harga Pangan yang Mahal

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Ada kabar buruk bagi konsumen di kota Medan, maupun Sumut pada umumnya. Pada akhir pekan ini, harga cabai merah meroket secara tiba-tiba.

“Di tingkat pedagang besar harga cabai sudah 45 ribuan per Kg, mencapai 60 ribuan di level konsumen. Sementara harga bawang merah mencapai 32 ribu di tingkat pedagang besar. Padahal sebelumnya hanya berkisar 18 ribuan saja,” imbuh Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (10/10/2020).

Gunawan menambahkan, jadi kalau di konsumen mencapai 40 ribu per Kg saat ini. Capaian harga tersebut tentunya terbilang mahal. Baik cabai merah dan bawang merah sudah beranjak melebihi harga idealnya yang paling mahal yakni kisaran 33 ribuan per Kg.

“Jauh hari saya sudah mengutarakan hal ini. Bahwa ada potensi kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok khususnya bawang dan cabai,” ujarnya.

Gunawan memaparkan, menjelang bulan Muharam yang mau berakhir di bulan kemarin, saya sudah mewanti-wanti kalau nantinya akan ada lompatan konsumsi masyarakat sekitar 15% hingga 20%.

“Karena aktifitas hajatan masyarakat akan kembali menggeliat. Sementara itu, faktor cuaca sangat mempengaruhi sisi produktifitas dan distribusi,” jelasnya.

Hujan membuat cost atau biaya mengalami kenaikan. Sehingga harga bergerak naik ini menjadi sebuah kewajaran. Sementara itu, PSBB yang diberlakukan di DKI dan Jawa Barat saat ini juga berpengaruh terhadap kenaikan harga komoditas pangan tersebut.

“Karena baik bawang merah dan cabai di Sumut ini juga ditopang stok dari wilayah lain di luar Sumut,” jelasnya.

Gunawan juga mengemukakan bahwa, daya beli saat ini bukan yang menjadi pendorong kenaikan harga tersebut. Karena masyarakat Sumut juga tengah mengalami resesi. Aktifitas ekonomi di Sumut juga melambat khususnya melihat kinerjanya selama 4 bulan terakhir.

“Pada dasarnya harga komoditas pangan kedepan ini bisa diperkirakan. Dan semestinya pemerintah daerah pun bisa lakukan antisipasi. Kalau sudah begini masyarakat jelas lagi-lagi dirugikan. Pemerintah daerah di Sumut baik Tingkat Provinsi hingga Kabupaten/Kota tidak memiliki sistem ketahan pangan yang baik dalam menjaga kebutuhan pangan masyarakat,” ungkapnya.

Terakhir, Gunawan mengatakan, di tengah resesi dan harga kebutuhan pangan yang mahal. “Ini sama aja, masyarakat sudah tidak memiliki uang, tapi beban naik karena harga pangan naik. Resesi udah buat kita miskin, dan semakin miskin saat harga pangan mahal,” beber Gunawan. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini