Sudah Saatnya Orang Kaya “Turun Gunung” Lawan Resesi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin membeberkan dari hasil pemantauan pedagang pengecer di 10 pasar tradisional di kota medan.

“Saya menemukan ada tren pembelian beras masyarakat yang mengalami penurunan setidaknya dalam 3 pekan terakhir. Dan penurunan pembelian beras ini terbilang wajar, mengingat masyarakat kebanyakan mendapatkan bantuan sosial program PKH (khususnya beras) di pekan pertama di setiap bulan. Jadi memang wajar jika minggu kedua dan ketiga selalu terjadi penurunan pembelian beras di pedagang pengecer,” jelas Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/9/2020).

Gunawan mengatakan, memang ada banyak program bantuan sosial yang didapatkan oleh masyarakat sebelumnya. Baik bantuan tunai dan sembako yang disalurkan oleh masing-masing kelurahan atau desa, serta bantuan tunai yang dikirim secara langsung dengan mengunakan no rekening. Dan masih ada bantuan dari pihak diluar pemerintah yang menyalurkannya secara langsung.

“Akan tetapi, dari sejumlah masyarakat yang memiliki tabungan, mereka menyatakan bahwa setelah agustus kemarin, tabungan yang mereka miliki mulai menipis. Bahkan ada yang bilang sudah habis. Artinya kemampuan finansial masyarakat terus menurun. Khususnya di level masyarakat yang umumnya penghasilan menurun di  masa covid dan sebelumnya memiliki tabungan siaga,” jelasnya.

Amunisi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi atau upaya untuk mengurangi tekanan ekonomi yang sudah masuk jurang resesi ini tentunya kian berat. Kelas masyarakat menengah keatas (kaya) atau yang mampu sudah saatnya mengambil peran besar dalam membantu proses pemulihan.

“Salah satunya adalah memperbesar belanja masyarakat yang mampu tersebut. Syukur-syukur ada pengeluaran yang besar untuk sedekah bagi masyarakat yang membutuhkan. Kalau dahulu, kita selalu diajarkan bahwa menabung akan buat kita kaya. Nah saat ini, belanja akan membantu ekonomi kita bangkit melawan resesi. Sementara ini, menabung bukanlah cara untuk memperbaiki keadaan,” jelas dia.

Saat ekonomi tengah bagus-bagusnya, menabung memang menjadi pilihan yang tepat untuk berkontribusi pada pembangunan. Namun kala pandemi dimana banyak industri macet. Bersikap sedikit lebih boros pada masyarakat kaya akan banyak mendorong ekonomi untuk bisa lebih diputar. Tetapi ingat belanjalah produk yang memang bisa mendorong perbaikan ekonomi masyarakat.

“Ada beberapa yang bisa dilakukan masyarakat kaya atau mampu. Diantaranya makan di warung kaki lima, banyak mengkonsumsi bahan pangan produksi dalam negeri, banyak memberikan bantuan tunai maupun pangan ke masyarakat yang kurang mampu, kurangi konsumsi barang dan jasa impor, kurangi membeli barang-barang mewah seperti kendaraan bermotor atupun sandang,” ujarnya.

Jika semuanya dilakukan, sekecil apapun pengeluaran yang dilakukan akan menjadi stimulus alam mendongkrak laku pertumbuhan ekonomi. “Sejauh ini belum ada yang bisa memastikan kapan pandemic ini akan berakhir, dan selama itu pula kita tidak bisa memperkirakan kapan ekonomi akan pulih. Jadi susah saatnya semua saling memberi kontribusi untuk menyelamatkan ekonomi dari kemungkinan dari ancaman resesi yang berkepanjangan,” bebernya. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini