PSBB Jakarta, Berimbas Negatif Bagi Kinerja Pasar Keuangan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Jakarta kembali memberlakukan Pemberlakuan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat mulai senin ini. Kebijakan tersebut diambil seiring semakin banyaknya jumlah pasien positif corona baik itu data secara nasional, maupun khusus wilayah DKI saja. Tren kenaikan jumlah pasien corona ini menjadi kabar buruk bagi kita semua. Yang memberikan imbas negatif bagi kinerja pasar keuangan kita.

“Pada dasarnya, pelaku pasar di pasar keuangan itu sangat realistis dalam melihat suatu keadaan. Misalkan, dengan pemberlakukan PSBB, pelaku pasar langsung bisa menghitung berapa total kerugian sebuah perusahaan dengan metode estimasi yang dimiliki masing-masing. Dengan pemberlakuan tersebut pelaku pasar akan merevisi harga suatu saham perusahaan,” ujar Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Minggu (13/9/2020).

Gunawan mengatakan, kalau PSBB memicu kerugian finansial perusahaan tersebut. Maka yang terjadi adalah harga saham perusahaan tersebut akan bergerak turun. Dan jika sebaliknya, perusahaan diuntungkan dengan kebijakan PSBB tersebut. Maka kecenderungan harga saham akan bergerak naik. Jadi tidak semua perusahaan akan dirugikan dengan kebijakan PSBB itu sendiri.

“Hanya saja, mayoritas perusahaan dirugikan. Itulah kenapa kebijakan PSBB yang diumumkan sebelumnya justru memicu terjadinya penurunan pada kinerja indeks saham sampai 5% (10 september). Dan perusahaan yang akan diuntungkan disaat PSBB salah satunya adalah perusahaan telekomunikasi. Karena PSBB memicu terjadinya peningkatan penggunaan paket data jaringan seluler,” jelasnya.

Nah, akhir pekan kemarin IHSG mampu ditutup naik seiring dengan rencana kajian ulang kebijakan PSBB. Namun keputusan akhir PSBB tetap berjalan. Dan hal ini akan memberikan tekanan kembali pada kinerja psar keuangan kita baik itu rupiah dan IHSG di hari pertama pemberlakuan PSBB.

“Sehingga selama sepekan kedepan, pasar keuangan masih diwarnai sentimen negatif. Dan sentiment eksternal juga menunjukan hal yang tidak jauh berbeda. Perselisihan antara AS – China masih terus berlanjut hingga hari ini. Dimana China melakukan serangan balasan dengan membatasi ruang gerak diplomat AS yang ada di China. Jadi kita pasar keuangan kita di awal pekan nanti berpeluang masuk dalam teritori negatif,” jelas Gunawa Benjamin. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini