PSBB DKI Akan Buat Harga Kebutuhan Pangan di Sumut Berubah

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – DKI Jakarta kembali akan memberlakukan Perbatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total di mulai pekan depan. Dan bulan muharram akan selesai di hari sabtu pekan depan. Jadi ada dua momen penting yang akan terjadi di musim depan. Dan keduanya akan merubah ekspektasi harga kebutuhan masyarakat. Saat PSBB diberlakukan jalur transportasi barang akan mengalami gangguan, karena DKI menjadi jalur lintasannya.

“Sementara kalau bulan Muharram berakhir, tren konsumsi masyarakat akan mengalami peningkatan. Tanpa terkecuali wilayah dimanapun termasuk Sumatera Utara. Nah, untuk wilayah Sumut, ada beberapa komoditas bahan pokok utama yang dihadirkan dari wilayah lain. Seperti Beras, Cabai, Bawang Merah,” ungkap Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Kamis (10/9/2020).

Dan sejauh ini, lanjutnya, ketiga komoditas tersebut masih terpantau stabil. Tetapi kalau berkaca kepada pengalaman saat terjadi PSBB di awal masa pandemic. Harga bawang merah sempat meroket 50 ribu per Kg. Saat ini harga bawang merah masih stabil di kisaran 25 hingga 28 ribu per Kg. Dan sejauh ini bawang merah kerap didatangkan dari wilayah jawa seperti majalengka ataupun brebes. Serta wilayah lain seperti solok (sumbar) dan sebagian kecil dari aceh.

“Sumut memiliki produksi bawang merah yang cukup besar. Akan tetapi dengan kondisi yang sekarang, pemberlakuan PSBB justru bisa membuat stok bawang di Sumut menurun, yang bisa memicu kenaikan harga. Sementara itu, cabai merah sejauh ini masih stabil di kisaran 25 ribuan per Kg. Demikian halnya juga dengan cabai rawit masih dalam rentang harga 25 ribuan per Kg,” imbuhnya.

Akan tetapi kalau PSBB kembali diberlakukan, maka kita harus fokus pada kemungkinan potensi munculnya masalah harga di cabai rawit. Kita perlu untuk waspada disitu. Sementara untuk harga cabai merah saya masih yakin dalam waktu dekat harganya tetap akan stabil. Setidaknya hingga 2 pekan yang akan datang.

“Sementara untuk beras, saya yakin harganya masih akan aman dan tidak akan beranjak dari posisi yang terakhir. Karena Bulog yang akan menjadi stabilisatornya. Nah, ditengah ancaman tersebut, pemerintah daerah harus turun tangan. Dengan cara melakukan pengawasan secara terus menerus. Dan lakukan intervensi seperti memberikan subsidi terhadap jalur transportasi bahan pangan,” jelasnya.

Gunawan Benjamin berharap dinas perdagangan bisa turun langsung atau mempersiapkan kemungkinan buruk dari dampak pemberlakukan PSBB nantinya. Dan PSBB ini bukan hanya berdampak pada kemungkinan kenaikan harga pangan saja. Sejumlah komoditas pangan yang dihasilkan dari Sumut  juga berpotensi mengalami penurunan.

“Katakanlah wortel, kentang, kol, telur ayam, atau buah-buahan seperti jeruk dan beberapa komoditas lainnya. Dimana komoditas ini merupakan komoditas yang kerap dijual ke wilayah lain. Nah pemberlakuan PSBB di DKI bisa saja membuat tren penjualan mengalami penurunan, dan berpotensi memicu terjadinya penurunan harga,” jelasnya.

Nah disitu, lanjutnya, Pemda seharusnya sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk menjaga daya beli petani kita tersebut. Dan Pemda atau TPID harus memonitoring dan mengevaluasi harga setidaknya sekali dalam sepekan, serta menelurkan kebijakan yang akan diambil untuk menjaga daya beli masyarakt ataupun stabilisasi harga di level yang ideal. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini