Bantuan Sosial Miliki Resiko, Rupiah Melemah

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Brazil menjadi negara selanjutnya yang secara meyakinkan masuk jurang resesi. Brazil menambah deretan panjang 43 negara yang secara resmi melaporkan pertumbuhan ekonominya minus 11.4% dan masuk dalam jurang resesi. Pada perdagangan pagi ini, IHSG di sesi perdagangan pagi ini berada di zona negative dengan membukukan pelemahan tipis 0.15% di level 5.302,64.

“Sementara itu, mata uang rupiah melemah cukup dalam di sesi perdagangan pagi ini. Rupiah melemah di level 14.735 per US Dolar seiring dengan melemahnya kinerja pasar Rupiah pada transaksi Non Delivery Forwad (NDF). Dan sejauh ini, pelaku pasar sendiri menilai sinergi Bank Indonesia dengan Pemerintah untuk membiayai defisit anggaran dalam skema burden sharing menjadi pemicu melemahnya rupiah,” jelas Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Rabu (2/9/2020).

Dalam skenario ini, berarti Bank Indonesia mencetak uang untuk memenuhi defisit. Dimana defisit ini yang digunakan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat. Cara salah satunya adalah dengan memberikan bantuan sosial. Nah, skema ini justru mengakibatkan persediaan uang Rupiah di pasar mengalami peningkatan.

“Dan disaat peredaran Rupiah melimpah di tengah masyarakat, dan tanpa diikuti dengan aktifitas ekonomi. Maka supply yang banyak tersebut justru potensial memicu tekanan pada mata uang Rupiah. Jadi solusi menjaga daya beli masyarakat dengan bagi-bagi uang oleh pemerintah (Bansos) itu punya resiko. Dan saat ini kita tengah berhadapan dengan resiko pelemahan Rupiah tersebut,” tutup Gunawan. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini