Nagori Jawa Tongah II Perkuat Ketahanan Pangan Melalui Pengembangan Nilam dengan Jagung

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Simalungun – Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat termasuk perdesaan yang mayoritas penduduknya hidup disektor pertanian. Masa pandemi Covid-19 yang belum pasti akan berakhir kapan memiliki dampak yang sangat terasa di bidang pertanian. Sektor pertanian menjadi sorotan karena memiliki kaitan erat dengan ketahanan pangan.

Dalam upaya menjaga ketahanan pangan, Pemerintah Nagori (Desa) Jawa Tongah II berinovasi mengembangkan komoditas tanaman Nilam tumpangsari dengan jagung. Menurut Pangulu (Kepala Desa) Jawa Tongah II kecamatan Hatonduhan, kabupaten Simalungun, provinsi Sumatra Utara Limpo Rajagukguk, melalui inovasi sistem tumpangsari yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Nagori (BUMNag) diharapkan dapat membantu meningkatkan nilai tambah bagi petani dalam menghadapi masa pandemi. Tanaman merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup penting memiliki prospek untuk dikembangkan

“Pada dasarnya petanii di Nagori Jawa Tongah II umunya membudidayakan tananam pangan, namun seiring dengan makin meluasnya sumber informasi yang di dapatkan oleh masyarakat, maka pada saat bersamaan mereka mendapatkan informasi teknik membudidayakan tanaman nilam,” ujar Limpo Rajagukguk, Minggu (23/8/2020).

Tumpangsari merupakan salah satu cara bercocok tanam yang mencampur proses penanaman, dalam suatu lahan yang sama dan waktu yang sama. Hal ini dilakukan untuk mencapai produksi yang tinggi karena dengan tumpangsari tanaman pokok bisa tumbuh selayaknya pertumbuhan dan tidak terganggu oleh tanaman tumpangsarinya.

Hal senada disampaikan oleh Pendamping Desa Kecamatan Hatonduhan, Tumpal Situngkir bahwa tanaman nilam dapat ditanam secara tumpangsari dengan tanaman lain termasuk dengan tanaman jagung. Tanaman jagung berfungsi sebagai tanaman pelindung nilam dari sengatan matahari yang berlebih.Pada saat jagung dipanen umur tanaman nilam telah mencapai 3 bulan. Pada umur tersebut tanaman nilam berada dalam kondisi baik dan tidak lagi memerlukan pohon pelindung bahkan memerlukan sinar matahari yang cukup hingga mencapai umur panen.

“Pengembangan komoditas nilam tumpangsari dengan jagung merupakan inovasi pertanian pemerintah nagori Jawa Tongah II dalam upaya menjaga ketahanan pangan yang diharapkan dapat berdampak ekonomi memberikan nilai tambah termasuk dalam menghadapi pandemi Covid-19,” jelas Tumpal.

Pangulu Nagori Jawa Tongah II menambahkan bahwa dalam pengembangan komoditas tanaman nilam di Nagori Jawa Tongah II masih membutuhkan perlengkapan peralatan penyulingan produksi nilam dan pendampingan pemasarannya. Selain itu bantuan permodalan sangat diharapkan untuk membantu petani. Berita Simalungun, red

- Advertisement -

Berita Terkini