Insentif Kartu Prakerja Tak Kunjung Cair

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Pemerintah telah mendata peserta program Kartu Pra Kerja gelombang kedua ada 288.154 orang. Angka tersebut naik sekitar 70% jika dibandingkan pada periode pertama yang sebanyak 168.111 orang.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Pra Kerja, Denni Puspa Purbasari mengatakan hingga saat ini sudah ada 8,6 juta orang berhasil registrasi di laman www.prakerja.go.id. Seluruh peserta ini berasal dari Sabang sampai Merauke.

“Sampai tadi malam itu jumlah pendaftar 8,6 juta orang yang register, saya besar hati karena ini luar biasa dan ini program diketahui karena akses terbuka dengan mudah, dari jumlah itu gelombang pertama 168.111 orang. Gelombang kedua tadi malam, jumlahnya 288.154 orang,” kata Denni dalam video conference, Jakarta, Rabu (29/4/2020).

Denni mengatakan, jumlah peserta gelombang pertama ada sebanyak 168.111 orang. Setiap peserta mendapat dana sebesar Rp 3.550.000 per orang. Di mana Rp 1.000.000 merupakan biaya pelatihan, lalu Rp 2.400.000 merupakan insentif pelatihan yang dicairkan setiap bulan selama empat bulan ke depan. Sisanya Rp 150.000 merupakan insentif survei kebekerjaan pasca pelatihan.

Hanya saja peserta gelombang pertama belum menerima pencairan insentif sebesar Rp 2.400.000 per orang.

Insentif itu bisa dicairkan setelah peserta menyelesaikan satu pelatihan yang diambil. Setiap peserta mendapat jatah Rp 1.000.000 untuk membeli paket pelatihan, pembelian bisa lebih dari satu paket asal sesuai dengan jumlah biaya pelatihan yang disediakan.

“Kloter pertama masih belum selesai satu siklus, mereka sudah menyelesaikan training tapi belum menerima benefit, biasanya lima hari,” kata Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Pra Kerja, Denni Puspa Purbasari dalam video conference, Jakarta, Rabu (29/4/2020).

Para peserta diberikan biaya pelatihan sebesar Rp 1.000.000 yang dimanfaatkan untuk membeli 2.000 jenis paket pelatihan. Semua paket pelatihan itu berasal dari 233 lembaga pelatihan yang terkoneksi di delapan platform digital, yaitu Tokopedia, Ruangguru, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijar Mahir, dan Kemnaker.go.id.

Denni menjelaskan, peserta yang sudah menyelesaikan paket pelatihan yang diambil, maka bisa menerima insentif sebesar Rp 600.000. Pencairan akan ditransfer ke rekening yang tersedia bisa ke BNI, Link Aja, OVO, dan GoPay.

“Jumat nanti yang akan mendapat insentif pasca pelatihan sebesar Rp 600.000. Mereka akan kita e-mail untuk evaluasi efektivitas Kartu Pra Kerja sebagai feedback pengguna dan juga feedback pengguna terhadap lembaga pelatihan,” jelasnya.

Peluncuran program Kartu Pra Kerja menuai kritik dari berbagai kalangan. Sejak diluncurkan pada 11 April 2020, banyak yang menganggap program ini kurang tepat lantaran memberikan pelatihan di tengah hantaman COVID-19.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Piter Abdullah mengatakan kritikan yang muncul pada Kartu Pra Kerja karena semua yang terdampak virus Corona belum mendapat bantuan perlindungan sosial (bansos) dari pemerintah.

Pemerintah sudah menyediakan bansos mulai dari PKH, Kartu Sembako, bantuan khusus presiden untuk wilayah Jabodetabek berupa sembako, program keselamatan, BLT dana desa, program padat karya tunai, dan lainnya.

Piter menjelaskan, dari semua bansos yang disediakan pemerintah belum mengakomodasi semua masyarakat yang terdampak COVID-19, baik yang bekerja di sektor formal dan informal.

“Selama ini Kartu Pra Kerja cukup disorot, kalau seandainya bantuan pemerintah sudah begitu lancar, begitu cepat, dan mengena semua yang membutuhkan, maka tidak ada persoalan pada Kartu Pra Kerja,” kata Piter dalam video conference, Jakarta, Rabu (29/4/2020).

Sumber : detik.com

- Advertisement -

Berita Terkini