Jika Tidak Dicegah, Puncak Masalah dari Covid-19 itu Ekonomi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Dari hasil peninjauan langsung ke pasar tradisional, ditemukan masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi himbauan pemerintah seperti social distancing ataupun menggunakan masker. Masyarakat cenderung abai dengan arahan tersebut. Padahal apapun yang dilakukan pemerintah saat ini adalah bertujuan untuk mencegah penyebaran covid-19.

“Karena kelalaian masyarakat tersebut dalam jangka waktu yang lebih lama akan merugikan masyarakat itu sendiri. Logikanya itu begini, saat kita abai dalam melakukan pencegahan serta melawan penyebaran corona. Maka masyarakat akan digiring pada suatu kondisi yang nantinya masyarakat itu sendiri pasrah. Baik pasrah karena corona, maupun pasrah karena tidak memiliki kebutuhan dasar hidup seperti bahan pangan pokok,” ujar Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin di Medan, Selasa (7/4/2020).

Sejauh ini, terang Benjamin, tindakan lalai yang dilakukan oleh masyarakat itu akan berdampak pada kemungkinan adanya potensi penyebaran covid-19 yang lebih luas. Jika covid-19 ini meluas, maka cara pencegahan yang mungkin dilakukan adalah karantina atau kemungkinan lockdown untuk meminimalisir penyebaran virus.

“Saat karantina dilakukan seperti sekarang ini saja. Sudah banyak perhotelan yang merumahkan sekitar 50% karyawannya. Banyak tenaga kerja informal yang kehilangan pekerjaan. Hampir semua pasar tradisional maupun modern yang merumahkan karyawannya. Bahkan karyawan yang terpaksa di rumahkan dari pusat perbelanjaan modern itu diatas 50%.

“Ada sekitar 40% sampai 50% tenaga kerja informal di pasar tradisional yang kehilangan pekerjaan. Dan masih banyak lagi potensi tenaga kerja informal seperti tukang bangunan, buruh pabrik dan buruh harian di  sektor lain yang harus kehilangan pekerjaan. Kalau saya memperkirakan setidaknya 30% pekerja informal kita kehilangan pendapatannya,” tambah dia,

Nah bagaimana kalau penyebaran corona di masyarakat ini tidak mampu diminimalisir. Maka aktifitas ekonomi benar-benar akan terhenti. Saat anjuran di rumah sudah tidak lagi efektif karena kebutuhan ekonomi yang mendesak, maka masyarakat akan lebih takut kelaparan dibandingkan dengan corona. Dan kalau sudah seperti itu, maka konsekuensinya adalah masyarakat akan lebih banyak melakukan “aktifitas” di luar.

“Aksi demonstrasi, maupun bentuk kerusuhan berpeluang muncul disitu atau masalah konflik sosial lain. Jika ini terjadi, maka konsekuensinya adalah penyebaran corona yang lebih luas serta terpuruknya tatanan sosial ekonomi masyarakat. Jadi puncak dari tidak adanya upaya pencegahan covid-19 itu muaranya adalah masalah ekonomi,” lanjut Benjamin.

Disini masyarakat perlu diedukasi. Dengan melakukan pencegahan, setidaknya menggunakan masker dan menjaga kebersihan. Tentunya masyarakat juga ikut berpartisipasi untuk menyelamatkan diri dan keluarganya, menyelamatkan orang disekitarnya, dan sudah barang pasti akan menyelamatkan kondisi ekonomi masyarakat.

“Potensi penyebaran virus kedepan ini semakin besar. Karena ada budaya mudik saat ramadhan. Tentunya kita semua tidak ingin tatanan sosial ekonomi kita berantakan seperti saat tahun 97/98 silam. Sebaiknya pemerintah harus menetapkan aturan yang lebih keras untuk menangani hal tersebut. Dan masyarakat diharapkan juga bisa mengikuti protokol pencegahan corona.

Karena kalau tidak, tegas Benjamin, kelalaian ini akan memberikan dampak buruk bagi tatanan sosial ekonomi masyarakat. “Jika tidak mau kondisi ekonomi terpuruk ataupun krisis seperti sebelumnya. Maka semua harus bertanggung jawab untuk melakukan pencegahan penyebaran covid 19,” pungkasnya. Berita Medan, Fahmi

- Advertisement -

Berita Terkini