Pandemi Covid-19, Memiliki Dampak Buruk Ekonomi dan Rupiah Melemah

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Mobilitas masyarakat yang terbatas memiliki dampak buruk ke ekonomi yang lebih besar dibandingkan dengan pelemahan rupiah itu sendiri.

“Ada yang lebih buruk dibandingkan dengan pelemahan mata uang Rupiah yang saat ini bergerak dikisaran 16 ribuan per US Dolar. Sekalipun BI telah melakukan upaya intervensi untuk menekan laju pelemahan Rupiah, namun saya menilai pelemahan rupiah saat ini bukanlah hal yang mudah untuk distabilkan,” kata Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin di Medan, Minggu (22/3/2020).

Masalah fundamental yang membuat Rupiah sulit untuk dikendalikan adalah adanya gangguan aktifitas ekonomi itu sendiri yang membuat kinerja ekonomi itu sendiri mengalami penurunan. Rupiah disisi lain sulit untuk dijinakkan selama aktifitas ekonomi masyarakat justru melambat atau sebagian harus dihentikan.

“Konon jika solusi yang diambil adalah melakukan pembatasan atau lockdown terhadap suatu daerah atau negaranya sendiri. Akan tetapi, berlandaskan dengan sejumlah rangakaian kebijakan pemerintah yang diambil dengan membatasi ruang gerak masyarakat maupun bisnis. Membuat aktifitas bisnis itu berpeluang menciptakan sebuah akar masalah rumit yang bisa membuat kinerja ekonomi kian memburuk,” jelas dia.

Bayangkan saja, kata Benjamin, sebuah perusahaan yang terpaksa mengarahkan karyawan untuk kerja di rumah atau work from home (WFH). Jelas akan membuat perusahaan tersebut dipandang dari sisi manapun akan mengalami penurunan kinerja keuangannya. Konon jika perusahaan tersebut harus berhenti beroperasi. Beban gaji ditambah dengan pemasukan yang turun akibat aktifitas bisnis yang anjlok diyakini akan membuat perusahaan menempuh efisiensi.

Efisiensi ini maknanya bisa apapun, bisa saja pengurangan biaya yang tidak perlu atau justru melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja). Aktifitas bisnis yang dibatasi atau bahkan ditutup ini pada dasarnya merupakan sebuah pertanda bahwa krisis ekonomi terjadi disitu.

“Jadi aktifitas bisnis tersebut yang dibatasi justru akan menimbulkan masalah ekonomi yang lebih rumit, dan tentunya sangat potensial memicu terjadinya pelemahan Rupiah. Namun, Rupiah tidak melemah sendirian. Masih banyak negara lain yang mengalami pelemahan mata uang yang sama. Jadi pelemahan Rupiah tidak perlu dirisaukan terlalu berlebihan,” tambahnya.

Kendati demikian, lanjut Benjamin, toh tetap saja disaat terjadi serangan covid-19, semua negara berhadapan dengan masalah ekonomi yang sama, dan sulit menemukan instrument keuangan yang bisa memberikan imbal hasil baik dan negaranya bebas dari corona. Termasuk juga harga emas yang faktanya mengalami pelemahan belakangan ini.

“Jadi ada masalah yang lebih besar dari pelemahan Rupiah. Yakni aktifitas ekonomi masyarakat yang terpaksa berhenti menjadi masalah besar yang berpeluang menciptakan ketidakstabilan ekonomi Indonesia, dan jika berlangsung cukup lama, jelas kita akan masuk resesi,” ungkap Benjamin. Berita Medan, Fahmi

- Advertisement -

Berita Terkini