Sekalipun Rupiah ke 20 Ribuan, Belum Tentu Kita Krisis

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Kinerja mata uang Rupiah pada perdagangan siang ini masih menunjukan kinerja yang terus memburuk. Kondisi mata uang Rupiah terpuruk dikisaran 16.300 hingga 16.650 per US Dolar. Kinerja mata uang Rupiah sejauh ini memang sangat mengkuatirkan. Tetapi fenoemena pelemahan ini tidak terjadi hanya di Indonesia saja. Semua negara di dunia juga mengalami hal yang sama.

“Nah, jika tidak hanya Indonesia yang mengalami pelemahan mata uang Rupiahnya, maka sebenarnya kemana uang US Dolar yang tengah di buru investor sejauh ini. Saya menilai corona ini memberikan dampak yang besar terhadap psikologis pasar yang membuat mereka lebih banyak memegang cash. Dalam konteks cash ini adalah US Dolar,” kata Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin di Medan, Jumat (19/3/2020).

Benjamin melogikan begini, jika seandainya Rupiah melemah, investor pegang US Dolar. Kalau dalam kondisi ekonomi normal tentunya US Dolar itu diinvestasikan ke produk keuangan yang lebih membrikankeuntungan atau kemanan. Nah dengan kondisi corona melanda semua negara, tren perkembangan suku bunga acuan terus mengalami penurunan, bahkan di AS sendiri nilainya menyentuh 0%. Kita bunga acuannya masih di 4.5%.

Lantas kemana uang US Dolar itu diinvestasikan?. Tentunya tidak ada tempat yang benar-benar aman dan menjanjikan bagi investor, selain US Dolar itu hanya di pegang oleh investor itu sendiri. “Jadi, saya berpendapat kalau perilaku investor di pasar keuangan seperti itu. Maka tidak ada yang perlu dikuatirkan dari pelemahan Rupiah saat ini,” ujarnya.

Kalau begitu, ungkap Benjamin, maka saat Rupiah terpuruk ke kisaran 19 ribuan atau 20 ribuan sekalipun, ekonomi kita tetap akan baik-baik saja. Memang ada tekanan di Rupiah. Akan tetapi semuanya ini belum bisa disimpulkan bahwa pelemahan disitu akan membuat kita krisis ekonomi. Meskipun pada dasarnya resesi itu sudah terlihat.

“Kalaupun kita berbicara skenario terburuk. Maka sudah ada banyak negara yang masuk ke dalam resesi. Dan memang bisa saja ada kemungkinan banyak negara lain yang akan menyusulnya. Jadi bukan karena Rupiah yang melemah itu sendiri yang buat kita resesi. Tetapi resesi menjadi fenomena global nantinya. Walaupun kita tidak berharap demikian,” tandasnya. Berita Medan, Fahmi

- Advertisement -

Berita Terkini