Rencana Lockdown Jakarta, Beri Pukulan Besar Bagi Perekonomian

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Penyebaran virus corona belakangan ini telah memberikan rasa takut di tengah masyarakat. Belakangan, semakin banyaknya masyarakat yang tertular dengan covid-19 atau corona memicu reaksi agar ibu kota sebaiknya di lockdown. Atau dalam istilah lain, akses keluar dan masuk ibukota dibatasi. Langkah atau rencana tersebut jelas akan memberikan pukulan besar bagi perekonomian.

Hal demikian diungkapkan, Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin kepada mudanews.com di Medan, Senin (16/3/2020) siang.

Benjamin membeberkan, menutup Jakarta dengan mengunci akses keluar masuk wilayah bukan hanya akan membuat aktifitas masyarakat di kota Jakarta akan terganggu. Lebih dari itu, perekonomian nasional akan melambat dan sangat potensial memicu masalah lainnya yakni krisis ekonomi. Terlebih lockdown ini berisi paket kebijakan seperti meliburkan sekolah, pertemuan dengan banyak orang, hingga menutup tempat tempat umum.

“Pada prakteknya, melihat sejumlah negara yang telah melakukan lockdown, saya melihat mobilitas masyarakat itu praktis terhenti. Dalam ekonomi, saat aktifitas masyarakat terhenti lantas apa yang bisa di harapkan?. Sudah barang pasti kita tidak bisa berharap penjualan di pasar tradisional akan meningkat, penyerapan pengangguran meningkat, atau aktifitas ekonomi tetap berjalan seperti semula,” imbuhnya.

Ada banyak cabang atau anak perusahaan yang ada di daerah dimana kantor pusatnya itu di Jakarta. Kalau kantor pusatnya ditutup, jelas kantor lainnya di wilayah Indonesia akan ditutup juga. Katakanlah seandainya kantor pusatnya di Jakarta membatasi aktifitasnya. Sudah pasti aktifitas di perusahaan di wilayah lain juga akan berkurang.

Masalahnya kan ada disitu. Nah apa yang terjadi selanjutnya jika Jakarta di Lockdown. Maka pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana caranya kita untuk memberikan kebutuhan dasar seperti bahan pangan ke wilayah tersebut. Maka muncul konsekuensi baru, ketersediaan akan kebutuhan pangan terganggu, dan berpotensi memicu tekanan inflasi.

“Me-lockdown Jakarta itu berarti menambah pengeluaran (anggaran) selama proses lockdown tersebut terjadi, sementara aktifitas ekonominya justru terhenti. Ini kan berarti mengeluarkan banyak uang disaat pendapatan justru turun atau bahkan hilang. Ini sama saja, me-lockdown Jakarta akan memicu krisis ekonomi,” ujarnya.

Jadi me-lockdown Jakarta jelas akan membuat peredaran uang di Jakarta yang 70% itu mengalami gangguan. Dan bukan hanya itu, sudah pasti perputaran uang di wilayah lain juga berpeluang turun. Jadi kebijakan lockdown ibu kota ini sebaiknya mempertimbangkan banyak hal. Jika Jakarta tidak mau di lockdown, maka ajak masyarakatnya untuk mengurangi aktifitasnya.

Kalau masih beraktifitas dengan cara normal, maka bukan hanya Jakarta yang akan dirugikan. Masyarakat di wilayah lain juga akan dirugikan. Sehingga dampak buruk penyebaran covid 19 ini bukan hanya memukul Jakarta atau merugikan masyarakat Jakarta saja. Tetapi akan berdampak pada keberlangsungan aktifitas ekonomi nasional.

“Dan saya berharap semua masyarakat memiliki kesadaran untuk itu semua. Demi kebaikan kita bersama,” imbuh dia. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini