Radikalisme Ekonomi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Nusantara – Terserah mereka mau memakai cadar atau tidak! Berpakaian kaos singlet atau baju menutup aurat. Toh hidup adalah pilihan. Ini ukuran seseorang dalam ruang lingkup kecil. Semua ada pertanggungjawaban.

Kakak saya dari sekolah masuk SMA 1993 sudah bercelana cingkrang. Karena mengikuti perintah Rasulullah. Bahkan terkenal diledek sebagai Michael Jackson karena bercelana cingkrang dan bersepatu hitam kulit.

Al Asy’ats bin Sulaim berkata jika ia pernah mendengar bibi saya menceritakan dari pamannya yang berkata, “Ketika saya sedang berjalan di kota Al Madinah, tiba-tiba seorang laki-laki di belakangku berkata, ’Angkat kainmu, karena itu akan lebih bersih.’ Ternyata orang yang berbicara itu adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku berkata,”Sesungguhnya yang kukenakan ini tak lebih hanyalah burdah yang bergaris-garis hitam dan putih”. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah engkau tidak menjadikan aku sebagai teladan?” Aku melihat kain sarung beliau, ternyata ujung bawahnya di pertengahan kedua betisnya.”

Hudzaifah bin Al Yaman berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memegang salah satu atau kedua betisnya. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Di sinilah letak ujung kain. Kalau engkau tidak suka, bisa lebih rendah lagi. Kalau tidak suka juga, boleh lebih rendah lagi, akan tetapi tidak dibenarkan kain tersebut menutupi mata kaki.” (Lihat Mukhtashor Syama’il Al Muhammadiyyah, hal.70, Syaikh Al Albani berkata bahwa hadits ini shohih)

Perkaranya adalah ekonomi bukan pada letak pakaian, justru permasalahan besar adalah pengelolaan negara itu sendiri yang di isi oleh orang-orang tidak bertanggungjawab pada sumpah.

Israel, Amerika, China, Korea, Jepang dan lainnya bisa maju karena punya tanggung jawab pada negara, rasa nasionalisme dijadikan pemicu berbuat baik untuk kepentingan rakyat dan negara.

Denmark pemilu hanya menghabiskan dana sangat kecil, China meski komunis tapi hukum berjalan apalagi menyangkut korupsi. Israel pun sama Benjamin Netanyahu tergelincir korupsi karena istrinya dan ada hukuman berlaku padanya.

Isu Radikalisme tentang Islam dilemparkan ke masyarakat adalah untuk menutupi ketidakmampuan para pejabat mengelola negara.

Pejabat hanya mampu mensejahterakan dirinya dan menindas rakyat dengan peraturan menteri, perintah presiden. Lebih hebatnya yang duduk di parlemen sebagai kontrol pemerintah malah menjadi TRILOGI menghancurkan negara dari dalam.

Membahas pria celana cingkrang apa ada pengaruh dengan ekonomi? Ada tapi sedikit karena penjual kain seperti Ushie tidak bisa mendapatkan keuntungan lebih. Tapi, kekurangan itu tertutupi dengan wanita berbaju lebar dan panjang terlebih memakai cadar.

Saat ini permasalahan di Indonesia yang sudah sedikit teratasi adalah bidang keamanan. Untuk dibidang pendidikan, ekonomi dan lainnya sepertinya harus menunggu lebih lama.

Inilah akibat dipimpin oleh kaum feodal yang dikendalikan liberalisme dan kapitalisme. Bodohnya masih banyak rakyat yang menjual kemiskinannya hanya demi sepaket sembako dan uang 25 ribu rupiah untuk memilih wakilnya yang duduk sebagai anggota dewan.

Barang Siapa mengibarkan bendera “Revolusioner”, akan memperoleh pasaran di kalangan kaum radikal, kaum yang menunggu dengan tidak sabar perubahan-perubahan yang mereka harapkan. Kaum Radikal’ ini berasal dari segala golongan.” Soe Hoek Gie
Sumber: Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan 6.

Kepercayaan yang sudah diberikan rakyat menjadi ‘Dejavu’ sebagi alat melemahkan dan membodohi dengan sistem yang bobrok serta korup. Tidak ada lagi yang bisa diharapkan dari negara yang menyedihkan ini. Asumsikan skenario terburuk untuk hidup kalian.

Penulis adalah Sayuh

- Advertisement -

Berita Terkini